![]() |
Bang Onim (Gambar: dok. Wawasan) |
Wawasan, Kairo— Pada hari Sabtu (13/11) pendiri dari Nusantara Palestina Center (NPC) Abdillah Onim
menyempatkan diri hadir ke Baruga KKS Mesir. Dalam kunjunganya, pria yang kerap disapa Bang
Onim tersebut
menekankan bahwa donasi ke rakyat Palestina bukanlah hal terpenting, namun yang
terpenting adalah doa.
“Yang paling saya tekankan, bahwa memberikan dukungan kepada Palestina, donasi nomor seribu deh.
Yang paling penting adalah doa,” ungkapnya.
Tak hanya itu, Bang Onim juga membahas seputar isu-isu mengenai beberapa
hak rakyat Palestina, yaitu:
1. Hak Merdeka
Dalam pernyataannya, dia
mengambil sepenggal kalimat dalam Undang-Undang Dasar (UUD) 1945, yaitu “…penjajahan
di atas dunia harus dihapuskan…”
Dari sepenggal kalimat di atas, Bang Onim menyinggung pasal tanggung
jawab untuk membantu kemerdekaan rakyat
Palestina. Di mana tanggung jawab ini tidak terbatas hanya
pada masyarakat muslim, tapi mencakup seluruh masyarakat Indonesia.
2. Utang Budi
Hampir seluruh masyarakat
Indonesia mengetahui bahwa pada masa pra-merdeka, Indonesia mendapat bantuan
oleh beberapa negara. Salah satunya berasal dari Palestina.
Dalam membantu, Palestina tidak hanya memberikan bantuan berupa morel, namun juga
memberikan bantuan berupa materi. Persoalan inilah yang dikemukakan oleh Bang
Onim dan
menuju ke kesimpulan bahwa masyarakat Indonesia memiliki utang budi terhadap Palestina.
3. Penyaluran Lulusan Universitas
Dalam pertemuan singkat ini, Bang Onim bercerita mengenai susahnya rakyat
Palestina untuk menuntut ilmu, begitupula lulusan-lulusan universitas yang tidak
mendapat pekerjaan sesuai profesinya.
Pada ceritanya, Bang Onim juga sempat menyinggung tentang seorang
pemuda kandidat Doktor yang telah berhasil menulis lima puluh buku, di mana
setelah lulus pemuda tersebut tidak mendapat lapangan pekerjaan sehingga pada
akhirnya dia berdagang stroberi menggunakan gerobak kecil lusuh.
Tak kalah menarik pula tatkala Bang Onim menyinggung pasal
organisasi sosial kemanusiaan yang terlibat dengan partai-partai Indonesia. Dia
ingin mengedukasi bahwa lembaga sosial kemanusian itu harusnya bebas dari keterlibatan
pihak manapun.
“Saya ingin, apa namanya, mengedukasi kepada lembaga Filantropi
Indonesia bahwa kalau kita berada di sosial kemanusiaan, ya sudah jangan dibawa
ke soal politik. kalau kita sudah di sosial kemanusiaan, jangan dibawa ke
golongan tertentu,” ucap Bang Onim.
Pernyataannya bukan tidak mendasar, dia mengetahui bahwa manusia itu
makhluk yang memiliki kecenderungan terhadap sesuatu. Sehingga apabila lembaga
sosial kemanusian terlibat pada suatu golongan, maka yang otomatis didahulukan
adalah golongannya.
Reporter: Abdul Halim
Editor: Ichsan Semma