e-WawasanWawasan

ISLAM, SOLUSI KRISIS KEBUDAYAAN

“… diturunkan (permulaan) Al-Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil)…” (QS. Al-baqarah [02]:185).


Allah S.W.T., menurunkan kitab suci Al-Quran sebagai petunjuk bagi manusia. Di samping sebagai tuntunan dalam menjalankan ibadah, Al-Quran juga mencakup petunjuk dalam segala aspek kehidupan manusia secara universal. Pada ayat tersebut menyebutkan bahwa Al-Quran diturunkan kepada manusia, yang berarti Islam pun demikian yang mengandung ajaran Al-Quran, Ia hadir untuk seluruh manusia bukan milik suatu bangsa ataupun kaum. 
 
Berdasar ayat 185 QS. Al- baqarah, kita bisa mengatakan bahwa Islam adalah satu-satunya solusi terhadap segala problematika kehidupan manusia, ia hadir sebagai pegangan untuk mewujudkan sebuah tatanan masyarakat yang madani (civilized society). Karena Islam tidak sekadar tentang hubungan spiritual antara makhluk dan Sang Pencipta, tapi Islam tentang bagaimana manusia menjalani kehidupannya, tentang interaksinya sesama manusia dan alam, tentang gaya hidup (life style) serta worldview (pandangan hidup).
 
Dewasa ini, kita sedang dihadapkan dengan krisis kebudayaan. Krisis yang berdampak sangat buruk bagi kehidupan manusia, krisis yang memporak-porandakan tatanan masyarakat, mengubah gaya hidup dan pola pikir manusia ke arah yang sangat memprihatinkan.
 
Beberapa dampak dari krisis ini mulai tampak. Hampir tiap hari kita temukan berita di berbagai media tentang korupsi, pelecehan seksual, pemakaian narkoba oleh anak dibawah umur, tindakan kriminal oleh “geng motor” yang notabenenya berstatus pelajar atau masih dibawah umur. Dan tidak bisa kita bayangkan jika penyimpangan itu terus dibiarkan tanpa serius mencari solusi nasib bangsa kita ke depan. Tentu perlu perhatian khusus untuk mengatasi hal ini, sehingga apa yang kita takutkan bisa terantisipasi. Sebab jika ditelantarkan maka dampaknya kian besar dari apa yang telah kita lihat sekarang.
 
Hal ini terjadi karena krisis budaya islami dan nilai-nilai luhur ajaran qurani, sehingga manusia berperilaku tidak sebagaimana mestinya. Ini semua akibat dari cara pandang kita terhadap hidup dan alam ini tidak tepat yang akhirnya melahirkan perilaku yang tidak tepat pula.
Jika seseorang memiliki pandangan hidup yang benar dan menyadari sepenuhnya bahwa segala apa yang mereka lakukan, selalu dimonitori oleh Allah dan akan mendapat ganjaran serta sadar bahwasanya dunia hanyalah sementara, tentu perilaku-perilaku yang menyimpang seperti korupsi, pelecehan seksual, tindak kekerasan dan sebagainya tidak akan terjadi.


Sebagai contoh; jika cara berpikir seseorang hanya terfokus pada pencapaian dan mengabaikan proses, maka akan melahirkan karakter yang pragmatis, yang menghalalkan segala cara agar tujuannya tercapai. Begitu pula “budaya korupsi” yang sudah merambak terjadi karena pandangan hidup yang keliru lagi sempit dan krisis keimanan.

Tak pelak lagi, seorang koruptor yang melakukan korup seketika itu dia kehilangan keimanan di dalam dirinya. Rasulullah S.A.W., bersabda;  “Tidaklah beriman seorang pezina ketika ia sedang berzina. Tidaklah beriman seorang peminum khamar ketika ia sedang meminum khamar. Tidaklah beriman seorang pencuri ketika ia sedang mencuri”. (H.R Bukhari dari Abu Hurairah : 2295 )


Sebagaimana telah disebutkan, bahwa pandangan hidup (worldview) akan menentukan perilaku dan melahirkan sebuah budaya yang tentu merupakan buah dari pandangan hidup (worldview) tersebut. Maka, dibutuhkan sebuah cara pandang terhadap kehidupan dan alam yang baik dan luas. Yang tidak sekadar melihat realita kehidupan ini dari satu sisi, tapi melihatnya secara kompleks.


Dari apa yang telah dikemukakan sebelumnya, maka pandangan hidup yang dibutuhkan untuk mengatasi permasalahan ini adalah Islamic worldview (Pandangan Hidup Islam). Menurut Al- Mauwdudi, yang dimaksud Islami Nadzhariyat (islamic worldview) adalah pandangan hidup yang dimulai dari konsep keesaan Tuhan (syahadah) yang berimplikasi pada keseluruhan kegiatan kehidupan manusia di dunia. Sebab syahadah adalah pernyataan moral yang mendorong manusia untuk melaksanakannya dalam kehidupan secara menyeluruh. Menurut Al-Attas, pandangan hidup Islam adalah visi mengenai realitas dan kebenaran (the vision of reality and truth), atau pandangan Islam mengenai eksistensi (ru’yat al-Islam lil wujud).


Pandangan hidup Islam ini mencakup segala aspek kehidupan manusia bahkan kehidupan setelah kematian, juga sangat memperhatikan persoalan moralitas dan akhlak, sebab Islam hadir ditengah-tengah kita untuk memberi petunjuk tentang kebenaran dan kebathilan (QS. [02]:185). Dengan sadarnya manusia akan konsep keesaan Tuhan serta kehidupan setelah kematian, akan melahirkan pribadi yang rabbani, dan terciptanya sebuah masyarakat yang beradab qurani dan berbudaya islami.




Oleh: Muhammad Dirman Rasyid
Redaktur: Muhammad Akbar Amnur
Editor: Mujieb El-Manjakusy

Artikel Terkait