MasisirPPMIWartaWawancara

Glenn: Barangkali, PPMI bukan Rusak karena Dikuasai Orang Jahat

Berakhirnya seluruh rentetan acara Pemilu Raya 2025 kemarin ditutup dengan kemenangan pasangan Glenn-Zaudan atas kotak kosong pada penghitungan suara yang dilaksanakan Sabtu, 19 April 2025. Dengan hasil ini, keduanya akan melanjutkan tampuk kepemimpinan sebagai Presiden dan Wakil Presiden PPMI Mesir untuk periode 2025-2026.

Dalam wawancara eksklusif dengan Wawasan, Glenn Sofyan Assyauri menyampaikan hal-hal yang akan menjadi fokusnya di awal kepengurusan nanti. Selain itu, ia juga menjelaskan pandangan-pandangannya terkait masalah yang telah terjadi pada tubuh PPMI dan langkah antisipasi yang akan ia ambil nantinya.

Salah satu contoh persoalan yang tidak pernah absen tiga tahun belakangan, adalah masalah keuangan organisasi. Menurut Glenn, terulangnya permasalahan ini disebabkan adanya inkompetensi di tubuh kepengurusan, serta ketiadaan sistem dan regulasi yang jelas.

“Berdasarkan analisis saya, setidaknya ada dua faktor utama yang menyebabkan problematika ini terus berlangsung. Pertama, adanya inkompetensi di tubuh kepengurusan. Kedua, ketiadaan sistem dan regulasi yang jelas,” tuturnya saat diwawancarai oleh Wawasan via WhatsApp.

  1. Bagaimana perasaan Anda saat resmi terpilih menjadi Presiden PPMI Mesir?

Perasaan saya saat resmi terpilih menjadi Presiden PPMI Mesir campur aduk antara haru dan berat. Haru, karena saya melihat perjuangan panjang yang telah dilalui bersama teman-teman hingga sampai pada titik ini. Terbayang jelas di benak saya bagaimana ikhtiar ini dimulai dari sebuah gagasan, berkembang perlahan, hingga akhirnya bisa menjangkau ratusan orang yang bersedia berjuang bersama. Kami percaya bahwa niat yang baik memang harus diperjuangkan dengan cara-cara yang baik pula. Fakta bahwa kami bisa melalui seluruh proses tanpa satu pun pelanggaran adalah pencapaian yang patut disyukuri.

Namun di sisi lain, perasaan berat juga tak bisa dihindari. Mengemban amanah sebesar ini tentu membutuhkan kesiapan yang besar pula. Di kepala saya sudah terbayang berbagai tantangan yang akan dihadapi ke depan—mulai dari mempersiapkan diri secara mental dan fisik, hingga menyusun kabinet yang solid dan representatif. Saya juga mulai memikirkan langkah-langkah strategis dalam sebulan, dua bulan, hingga 100 hari pertama masa jabatan. Semua itu tentu bukan hal yang ringan, tapi harus dihadapi dengan kesungguhan. Semoga Allah memudahkan segala urusan ke depannya.

  1. Apa yang akan Anda lakukan pertama kali di awal masa jabatan, dan mengapa hal itu sangat perlu untuk dilakukan?

Langkah pertama yang akan saya lakukan adalah mempersiapkan struktur kabinet kepengurusan yang solid dan siap berkhidmat selama satu tahun ke depan. Persiapan ini bukan sekadar menyusun nama-nama dalam struktur, tapi lebih pada membangun komitmen, memperkuat wawasan ke-PPMI-an, serta menanamkan pemahaman yang mendalam terhadap kultur organisasi dan nilai-nilainya.

Saya ingin agar seluruh dewan pengurus benar-benar memahami arah gerak organisasi, termasuk target-target strategis yang ingin dicapai. Dengan pemahaman ini, mereka dapat terlibat secara aktif dalam prosesnya—bukan hanya sebagai pelaksana instruksi, tapi juga sebagai penggerak dan pemilik visi yang sama.

Setelah kabinet terbentuk, nilai-nilai, gagasan, serta target capaian PPMI perlu disampaikan dan dimusyawarahkan bersama seluruh elemen organisasi di Masisir. Tujuannya adalah agar setiap pihak merasa dilibatkan dan bertanggung jawab secara kolektif terhadap arah PPMI ke depan. Kami menyebut tahap awal ini sebagai “fase internalisasi”, yang berlangsung selama empat bulan pertama masa kepengurusan. Harapannya, segala pekerjaan rumah yang selama ini belum terselesaikan bisa diupayakan bersama secara terpimpin dan terorganisir.

  1. Bagaimana Anda menyikapi masalah-masalah yang terjadi pada tubuh PPMI Mesir saat ini—yang nanti tentunya akan sedikit banyak berpengaruh pada masa jabatan Anda?

Salah satu hal yang sering saya dengar dan menjadi kekhawatiran banyak pihak adalah kultur internal organisasi PPMI yang dinilai kurang sehat. Meskipun saya belum pernah menjadi pengurus sebelumnya dan tidak bisa memvalidasi sepenuhnya hal tersebut, saya melihat ini sebagai isu yang serius dan perlu menjadi perhatian utama. Sebab, kultur organisasi yang tidak sehat berpotensi menjadi akar munculnya berbagai permasalahan baru di masa mendatang.

Untuk itu, ada beberapa langkah yang saya pandang penting dalam menyikapi dan memperbaiki kondisi ini:

Pertama, memastikan bahwa orang-orang yang masuk dalam jajaran dewan pengurus benar-benar memiliki kapasitas dan pemahaman yang sesuai dengan bidang yang akan mereka jalankan. Memang, setiap tahun tantangan ini muncul karena sumber daya manusia unggul di Masisir sering kali enggan untuk kembali terlibat aktif dalam organisasi. Namun, apapun tantangannya, hal ini tetap harus diikhtiarkan secara maksimal.

Kedua, penting bagi setiap pengurus untuk memahami dan menaati prinsip dasar organisasi yang kami gagas, yaitu TIRAKSI. Prinsip ini dirancang agar proses berorganisasi bisa berjalan lebih efektif, produktif, dan tidak mengganggu prioritas utama para pengurus seperti belajar dan mengembangkan diri.

Ketiga, keteladanan. Pemimpin yang mampu merangkul, membimbing, dan menjadi teladan bagi seluruh anggota sangat dibutuhkan untuk menjaga stabilitas dan semangat kerja dalam organisasi. Tidak jarang permasalahan di suatu divisi bermula dari absennya figur pemimpin yang aktif dan bisa diandalkan.

Selain itu, pembekalan dan peningkatan kapasitas bagi dewan pengurus juga menjadi agenda penting. Kegiatan seperti upgrading ke-PPMI-an, pelatihan manajemen organisasi, serta pemahaman terhadap konstitusi dan sistem kerja organisasi harus terus dilaksanakan secara berkelanjutan sebagai langkah preventif terhadap potensi masalah di kemudian hari. Semoga Allah memberikan kekuatan untuk menjalani dan memperbaiki ini semua.

  1. Melihat masalah yang terjadi pada PPMI semenjak tiga tahun belakangan utamanya pada sektor keuangan, bagaimana Anda melihat hal tersebut dan langkah antisipasi apa yang Anda siapkan?

Pertama, menurut saya, problematika yang muncul di PPMI tidak hanya terbatas pada sektor keuangan, tetapi merambah hampir ke seluruh aspek. Namun, perhatian publik cenderung terfokus pada persoalan keuangan, dan itu wajar mengingat isu ini sangat sensitif serta telah berulang kali terjadi.

Kedua, berdasarkan analisis saya, setidaknya ada dua faktor utama yang menyebabkan problematika ini terus berlangsung. Pertama, adanya inkompetensi di tubuh kepengurusan. Kedua, ketiadaan sistem dan regulasi yang jelas.

Untuk faktor pertama, ke depan perlu diupayakan hadirnya pengurus yang kompeten, disertai dengan pembekalan terkait kebendaharaan, manajemen anggaran, dan pelaporan keuangan. Sementara untuk faktor kedua, upaya pembentukan sistem dan regulasi yang telah dirintis pada tahun-tahun sebelumnya harus benar-benar disempurnakan dan diterapkan secara konsisten di tahun ini.

Regulasi keuangan perlu dijalankan dengan ketat, tanpa embel-embel fleksibilitas. Setiap pemasukan dan pengeluaran harus disinkronkan dengan catatan yang ada. Presiden beserta jajarannya pun harus memastikan seluruh proses berjalan sebagaimana mestinya.

Sebenarnya, jika boleh saya menilai, apa yang saya sampaikan ini sangat normatif. Tidak ada yang istimewa—karena memang sudah seharusnya seperti itu. Namun, persoalan yang selama ini dihadapi PPMI adalah minimnya sumber daya manusia yang kompeten dan bersedia terjun langsung untuk membenahi dua isu utama tersebut.

Pengalaman saya saat menjabat sebagai Depim BPA menjadi bukti nyata betapa sulitnya mencari sosok-sosok yang siap bekerja langsung di lapangan. Entah karena kurangnya kompetensi, atau mungkin karena rendahnya kepedulian terhadap PPMI itu sendiri.

Karena itu, saya tak pernah bosan mengajak seluruh Masisir yang memiliki kemampuan di bidang tertentu untuk ikut serta berkontribusi bersama kami membenahi PPMI.

Sering kali, permasalahan yang muncul bukan karena adanya niat buruk, melainkan karena ketidakmampuan. Barangkali, PPMI bukan rusak karena dikuasai oleh orang jahat, tetapi karena diamnya orang-orang baik dan kompeten.

Mari kita bergandengan tangan. Mari kita ambil peran. PPMI adalah rumah kita bersama—yang harus kita jaga, kita lindungi, dan kita perjuangkan demi kemaslahatan seluruh Masisir.

  1. Bagaimana pendapat Anda terkait masalah 92 juta kemarin, dan bagaimana tanggapan Anda jika masalah itu diwariskan ke pengurusan Anda?

Kalau yang ini singkat aja mungkin, ya.

Tanggapan saya, tentu saya menyayangkan itu terjadi dan semoga dapat diselesaikan oleh pihak-pihak yang bersangkutan. Kalau masalah itu diwariskan ke saya, saya ‘gak mau nerima warisan, hehe.

Bagi pihak pihak yang terkait, silakan selesaikan apa yang harus kalian selesaikan, karena kalau tidak selesai maka selamanya itu akan menjadi tanggung jawab kalian. Semoga Allah mudahkan.

  1. Apa tanggapan Anda mengenai penurunan partisipasi masyarakat dalam Pemilu Raya tahun ini?

Saya sedih. Bukan semata karena jumlah pemilih saya yang jauh dari total DPT, tetapi karena partisipasi kita dalam agenda tahunan ini benar-benar mengalami penurunan drastis. Ini bukan sekadar angka, melainkan sinyal penting yang harus kita jadikan bahan refleksi bersama. Bagi saya, ini adalah cerminan kondisi demokrasi kita yang perlu dibenahi secara kolektif.

Sebagai kontestan, saya mengakui bahwa status kami sebagai pasangan tunggal sangat memengaruhi minimnya dinamika demokrasi. Ketika tidak ada pilihan alternatif, wajar jika muncul kesan bahwa hasil sudah bisa ditebak sejak awal—dan pada akhirnya menimbulkan apatisme. Di sisi lain, kampanye yang kami jalankan pun jauh dari kata maksimal. Diskusi publik yang awalnya direncanakan hingga tiga kali, nyatanya tidak terlaksana sama sekali. Untuk itu, saya memohon maaf kepada seluruh rekan-rekan Masisir.

Selain itu, faktor lain seperti rendahnya kepercayaan publik, sistem Pemira yang kurang relevan, serta lemahnya literasi dan kaderisasi turut menjadi faktor faktor lain yang tidak bisa kita abaikan.

Namun apapun penyebabnya, kondisi ini seharusnya menjadi alarm bagi kita semua. Sudah waktunya kita melakukan evaluasi dan pembenahan menyeluruh. Kita perlu kembali merangkul, menyatukan barisan, dan menghidupkan kembali semangat kebersamaan dalam rumah besar kita: PPMI Mesir. Hanya dengan itu, kita bisa kembali memaksimalkan potensi organisasi ini demi kemaslahatan kita bersama.

Semoga Allah merahmati kita, dan memberkahi setiap amal dan ikhtiar yang kita upayakan. Wallahul Musta’an.

Reporter: Muhammad Rizqi Fauzi

Editor: Asdimansyah M.

Artikel Terkait

Beri Komentar