Syekh Ahmad Nabawi (Gambar: dok. Wawasan) |
Wawasan, Kairo—“Al-Azhar bukan sekedar bangunan, dinding,
ataupun ijazah. Maka bisa jadi, ada seorang Azhary
tapi tidak belajar di Al-Azhar,” ungkap Syekh Ahmad Nabawi pada Daurah Mabadi
Asyarah yang diadakan oleh KKS pada selasa kemarin (14/9) di Baruga Sulawesi.
Kalimat tersebut adalah jawaban dari pertanyaan seorang
peserta daurah perihal alumni Al-Azhar yang
tidak memegang manhaj Al-Azhar.
Ia menegaskan bahwa orang yang tidak memegang manhaj
Al-Azhar bukanlah azhary. Bahkan,
kata Syekh Ahmad, walaupun seseorang tersebut mengaku telah belajar dan memakai
imamah Al-Azhar.
“Imamah (Al-Azhar) harus diberikan haknya dan haknya adalah
orang yang memakainya harus benar-benar seorang azhary baik secara ijazah maupun manhaj,” lanjutnya pada materi
manhaj ilmu yang ia bawakan.
Menurut pengarang kitab Manhajiyyat
At-Ta’allum tersebut, yang menjadi acuan bagi Al Azhar adalah manhajnya
bukan ijazahnya. Namun, ia menambahkan bahwa lebih bagus lagi jika menggabungkan
keduanya.
Ia menyampaikan harapan kepada pelajar-pelajar Indonesia—melalui
wawancara bersama kru Wawasan—agar ketika pulang nanti dapat menjadi sumber
harapan, penyejuk, dan rahmat bagi masyarakat. (Mugni)