Wawasan, Kairo – Semarak halal bihalal dalam rangka memperingati idul adha 1440 H yang diadakan di Baruga KKS pada selasa (13/08/2019) kemarin, ternyata bukan hanya sekadar acara untuk merajut tali silaturahmi antara warga KKS saja, namun juga menjadi wadah untuk menuangkan ideologi dan pengobat rindu kampung halaman. Hal ini pun tidak terlepas dari campur tangan pengurus KKS dan panitia yang mempersiapkan keberlangsungan acara.
Untuk memberikan kesan idhul adha seperti di kampung halaman, prasmanan open house memiliki cita rasa sendiri, dengan khas jamuan Sulawesi sebagai obat penawar rindu bagi warga-warga KKS, akan suasana tanah kelahiran mereka.
Ketika rapat panitia untuk mempersiapkan acara open house KKS, Misbahuddin Abdul Wahab selaku Punggawa KKS tahun ini membentuk dua kepanitiaan, panitia distribusi sekaligus perlengkapan dan panitia konsumsi yang juga merangkap sebagai petugas kelancaran acara.
Dengan menyuguhkan tiga menu makanan yang variatif dan menitik beratkan pada masakan-masakan khas sulawesi, seperti gore-gore sapi dan sup konro. Panitia open house bertujuan untuk melestarikan adat dan budaya Sulawesi, walaupun terpaut jauh dengan tanah kelahiran mereka.
Dalam menyediakan masakan-masakan tersebut, Mukhtar yang menjabat sebagai ketua panitia open house mengklasifikasikan tugas panitia konsumsi menjadi tiga bagian sebelum dimulainya acara halal bihalal tersebut.
Bagian yang mengurus masakan sup konro dipercayakan kepada Muhammad As’ad Sulaiman, bagian yang mengurus masakan bakso dipercayakan kepada Andi Alwirdullatif Assegaf dan bagian yang mengurus masakan gore-gore sapi dipercayakan kepada Nurwahyuni, Mirna dan Adli.
Dari tiga menu masakan yang panitia sediakan, sup konro mendapatkan jatah daging paling banyak dari pada dua masakan lainnya. Hal ini dikarenakan sup konro menjadi salah satu simbol dan identitas orang Sulawesi, sehingga dari 20 kg daging yang pengurus KKS siapkan, hampir 15 kg daging digunakan hanya untuk masakan ini.
“Jadi masakan sup konro itu bukan hanya diadakan pada idul adha tahun ini saja, namun sudah ada pada tahun-tahun sebelumnya dan menjadi menu wajib untuk setiap tahunnya. Bahkan yang saya tahu ada tiga koki legendaris KKS yang selalu memasak sup konro tiap tahunnya, untuk acara-acara silaturahim seperti ini. Karena dengan masakan ini kami ingin menunjukkan identitas kami sebagai anak Timur Indonesia.” tutur Muhammad As’ad Suleman kepada salah satu anggota kru Wawasan pada saat acara berlangsung. (Fateh)