Wawasan, Kairo– SEMA-FU (Senat Fakultas Ushuluddin) al-Azhar Mesir 2018/2019 sukses menggelar acara Multaqaa’ Syabab Ushuluddin atau Ushuluddin Youth Forum (Forum Pemuda Ushuluddin) dengan tajuk al-Islam Saalihun Likulli Zaman wa Makan di Auditorium Markaz Syaikh Zayid, Sabtu, 27 Juli 2019.
Acara grand closing ini merupakan acara tahunan yang digelar setelah satu tahun masa kepengurusan. Jika di tahun sebelumnya ada tiga agenda yakni Ushuluddin Award, Silaturahmi Akbar, dan Festival Ushuluddin, maka tahun ini Multaqa’ Syabab adalah konsep baru dari grand closing juga sebagai silaturahmi dan tempat untuk bercengkrama bersama para duktur (dosen).
Acara berawal dengan sambutan-sambutan oleh: Rofi Dwicita selaku Ketua Panitia, Rifky Ramdhani selaku Ketua Senat dan ketua PPMI atau yang mewakili, Nasruddin Babas. Juga dihiasi penampilan khusus oleh IPQI (Ikatan Persaudaraan Qori’ Qori’ah Indonesia), pembacaan ayat suci Al-Qur’an oleh saudari Nurlaili Sufiana (Juara 1 MTQ Internasional Mesir) dan Ahmad Bahidi (Qori’ Nasional 2016) serta menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya dan lagu kebangsaan Mesir Biladi, Biladi, Biladi.
Sasaran grand closing untuk seluruh Wafidin (Mahasiswa non-Mesir), baik itu Warga Masisir maupun selain Masisir,dengan mengundang duktur yang menjadi pengajar di Universitas al-Azhar, yaitu; Duktur Arafah Abdurrahman Ahmad Abdurrahman (Dosen Akidah dan Filsafat Fakultas Ushuluddin) dan Duktur Samih Abdullah al-Mutawalli (Dosen Ilmu Hadis Fakultas Ushuluddin).
Selain itu, acara ini juga menjalin kerja sama oleh empat negara dengan mengundang duta terbaik mereka yang juga merupakan lulusan terbaik Fakultas Ushuluddin, diantaranya; Arif Mugni (Indonesia), Muhammad Ali (Chad), Nagib Hasan (Spanyol), dan Syahid Husain (Pakistan).
“Ini adalah cara agar Wafidin dan Wafidat di al-Azhar sadar bahwa saya punya sebuah perkumpulan dan saya harus hadir disana, yang dimana negara mereka selain Indonesia tidak memiliki perkumpulan seperti yang kita lakukan, dan yang menjadi hal yang luar biasa adalah ketika kita berbicara dengan mereka, mereka juga ingin mengajukan konsep yang sama bahkan langsung ke amid kuliah.” Ungkap Rifky Ramdani, Ketua Senat Fakultas Ushuluddin 2018/2019.
Adapun mengenai alasan pemilihan tajuk sendiri karena memperhatikan sebagaimana Duktur Arafah pernah mengadakan muktamar, dengan tema yang tidak jauh dari tajuk grand closing ini. Namun, yang dapat hadir hanya untuk orang-orang tertentu saja.
Ketika Grand Syeikh masih Dr. Halim Mahmud, Prof. Dr. Quraish Shihab pernah mengangkat tema semisal dan hasil muhadarahnya tertuang dalam sebuah buku.
“Kami mengangkat tajuk ini agar apa yang pernah Quraisy Shihab dan Duktur ‘Arafah sampaikan pada zamannya, dapat kita ketahui kembali dan terdengarkan secara umum.” Tambah Ketua Senat Fakultas Ushuluddin.
Selain itu, Bazar Kuliner menjadi daya tarik khusus dengan menghadirkan kuliner khas Indonesia untuk hidangan para tamu undangan, wafidin dan wafidat. (Niqadri)