Breaking News
Loading...

Rabu, 01 Februari 2023

Implikasi Sosial; OIAA harus Bayar Uang Kompensasi untuk Camaba

 

Ilustrasi (Gambar: dok. Wawasan)


Oleh: Muhammad Alim Nur

Keterlambatan Calon Mahasiswa Baru (Camaba) sudah menjadi permasalahan warisan yang tidak tahu kapan akan berakhir. Dampaknya sangat merugikan banyak pihak. Kali ini saya tertarik untuk menganilisis dampaknya dari aspek sosial. Implikasi sosial adalah hubungan keterlibatan atau efek yang ditimbulkan oleh suatu hal dalam ruang lingkup sosial masyarakat.

 

Pertama-tama kita harus mengerucutkan permasalahan keterlambatan Camaba itu tanggung jawab siapa? Jelas semuanya karena OIAA yang tidak becus dalam bekerja. Lantas apa saja implikasi sosialnya? Mari kita bahas.

 

Pada rapat yang diadakan Forum Silaturahmi Senat Mahasiswa (Forsema) 31 Desember 2022 kemarin, saya mendengar dan melihat bahwa salah satu mediator sudah akad (menyewa) rumah untuk Camaba dan itu lebih dari satu. Sampai sekarang Camaba belum datang dan tidak jelas kapan datangnya. Akibatnya mereka bingung mau dapatkkan uang pembayaran perbulannya di mana? Karena siapa? OIAA dong. Lantas siapa yang akan ganti rugi? Harusnya OIAA, siapa suruh berkasnya lambat dikirim, akhirnya lambat diproses dan visa lambat juga keluar.

 

Beberapa hari yang lalu. Saya mengurus rumah yang hanya dihuni 2 orang dengan disewa sejak Desember 2022 lalu dan harga sewa EGP 2700 . Ada 4 orang Camaba yang juga akan menghuninya tapi tak kunjung datang, dan tanggal 5  Januari kemarin sudah jatuh tempo dan sudah harus bayar sewa. Dapat uang tambahannya di mana? Ambil di kantong sendiri lah. Bisa jadi di antara 2 orang ini ada ekonominya yang tidak sedang baik-baik saja, sepertinya meminjam bisa jadi solusi. Karena aktor penyebab keterlambatan Camaba tidak mau bertanggung jawab.

 

Pada suatu malam saya mendapat notifikasi WhatsApp yang isinya keluhan lagi. Sewa rumahnya EGP 6500 dihuni 3 orang dan disewa sejak Desember 2022 lalu. Mereka sudah ditagih untuk segera bayar sewa rumah. Tidak kebayang per orang harus bayar berapa untuk menutupi sewa rumahnya. Apakah tingkat ekonomi mereka di atas rata-rata? Oh tidak. Mereka bingung mencari tambahan uang untuk menutupi sewa rumah. Aku pinjam dulu, nanti aku kerja di warung untuk melunasinya, begitu katanya.

 

Ada ribuan mahasiswa di Mesir yang di antara mereka mungkin juga ada yang mengalami dampak seperti ini, bahkan bisa jadi lebih parah.

 

Bagaimana jika Camaba memilih berangkat ke Mesir nanti tahun ajaran baru, sekitar bulan September, atau memutuskan tidak akan berangkat? Siapa yang akan menanggung biaya sewa rumah mereka? mau minta ke Camaba, sedang mereka merasa belum mempunyai kewajiban untuk membayar sewa karena berangkat pun tidak jelas kapan. Saya belum menemukan solusi terbaik dari masalah keterlambatan ini, sangat merugikan. Kerja di warung mungkin jadi solusi untuk menutupi uang sewa rumahnya.  

 

Lalu bagaimana dengan uang denda karena izin tinggal sudah habis? Bayangkan jika 1602 Camaba harus bayar denda karena overstay di Mesir. Penyebab semua ini OIAA, hanya itu tidak ada yang lain. 

 

Jika visa sudah keluar dan mediator memberangkatkan Camaba ke Mesir dengan konsekuensi tidak bisa mendaftar ulang (ijraat) dan harus membayar denda kalau visanya sudah habis, seharusnya ada uang kompensasi dari OIAA untuk menanggung semuanya, terutama uang denda karena overstay, menurut saya. Toh itu perbuatan mereka. Yalla ngopi.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar