Breaking News
Loading...

Rabu, 02 November 2022

Akhir Drama Wisuda, Eksklusivitas Panitia dan Inkonsistensi PPMI Jadi Sorotan

Ilustrasi drama wisuda (Gambar: dok. Wawasan) 

Wawasan, Kairo— Jadwal wisuda semakin dekat, namun konflik antara PPMI Mesir dan Panitia Wisuda masih panas. Sehingga mau tidak mau MPA & BPA PPMI harus mengambil langkah dalam rangka mediasi antara kedua pihak. Maka dari itu, terwujudlah duduk damai antara pihak yang berseteru itu pada Sabtu, 29 Oktober 2022.


Selain menjadi mediator, MPA & BPA PPMI juga mengadakan Konferensi Pers untuk memaparkan hasil kajiannya; mulai dari kronologi keluarnya press release pengunduran diri Panitia Wisuda, pembentukan Pelaksana Tugas (PLT) Wisuda PPMI yang akhirnya hanya sekadar wacana, munculnya Wisuda Markaz Tatwir yang disinyalir sebagai wisuda tandingan, hingga penyelesaian konflik di antara keduanya.


1. Pembatalan  Press Release Pembentukan PLT


Berdasarkan pemaparan Pimpinan BPA, Dandi Nasution dalam forum itu menjelaskan bahwa  press release terkait hasil pertemuan DP PPMI, Panitia Wisuda, serta MPA &  BPA, seharusnya keluar dalam waktu 1x24 jam pertanggal 6-7 Oktober. Di mana press release ini terkait tentang; pembentukan PLT  dan pembubaran Panitia Wisuda. Hal ini sebagai bentuk kesepakatan antara kedua  pihak dalam pertemuan pada Kamis, 6 Oktober 2022 di Kafe Vero dan langkah lanjut PPMI dalam menanggapi surat press release pengunduran diri Panitia Wisuda.


Namun, press release tersebut tidak kunjung dikeluarkan oleh PPMI sebab adanya gelombang berupa desakan dari wisudawan yang menuntut pembatalan pembentukan PLT dan pengadaan wisuda tetap di al-Manara. Namun, yang tersebar hanyalah pesan siaran tentang telah terlaksananya pertemuan antara DP PPMI, Panitia Wisuda, serta MPA & BPA di grup-grup WhatsApp.


Pertemuan yang berlangsung pada keesokan harinya,  7 Oktober 2022 di Kafe Vero itu dihadiri oleh pihak PPMI, Panitia Wisuda, dan perwakilan wisudawan. Adapun hasil dari pertemuan tersebut adalah dikabulkannya  tuntutan perwakilan wisudawan terkait pembatalan pembentukan PLT Wisuda, pengembalian kepanitiaan sebelumnya sebagai penanggung jawab wisuda, dan pelaksanaan wisuda di al-Manara. Perubahan keputusan yang diambil oleh PPMI Mesir dalam jangka waktu yang singkat ini, menimbulkan kesan kebimbangan dan inkonsistensi PPMI dalam mengambil keputusan.


2. Siapa Perwakilan Wisudawan yang Dimaksud?


Dari kejadian pembatalan pembentukan PLT yang disebabkan desakan segelintir perwakilan wisudawan, timbul pertanyaan; apakah rentetan tuntutan perwakilan tersebut sudah mewakili dari suara bulat seluruh wisudawan? Kami pun mencoba mencari dan meminta konfirmasi langsung dari Dandi ketika Konferensi Pers berlangsung di HMMSU pada Ahad, 30  Oktober 2022.


Ia menjelaskan bahwa, “Yang  berinisiatif untuk menentukan perwakilan wisudawan adalah wisudawan itu sendiri. Jadi tidak ada unsur DP, Panitia Wisuda, atau MPA & BPA yang menentukan perwakilan wisudawan yang bisa hadir pada saat di tanggal 7 itu, hanyalah kesepakatan wisudawan itu sendiri. Jadi ini inisiatif wisudawan itu sendiri! Di grup yang mereka bentuk,” ungkapnya.


Adapun para  wisudawan yang hadir pada hari itu, sebagai berikut:

1. Agus Salim Suherman

2. Hafizd Alharomain Lubis

3. Faishal Hilmy

4. Wahyu Santosa

5. Muaz

6. Al Firaz Jamalullal

7. Aam Amrullah

8. Lukman Firmansyah

9. Kiki Mustaqimah

10. Faramuthya Syifaussyauqiyya

11. Putri Athiyyah Iklil

12. Ana Qonita Tamami

13. Nurul Latifah


Hal ini yang kami coba perjelas dalam Konferensi Pers, tentang apakah perwakilan wisudawan ini sudah merupakan suara bulat dari seluruh wisudawan atau hanya sekadar inisiatif belaka.  Dan ternyata Dandi mengungkapkan bahwa sampai saat ini hanya inisiatif para wisudawan itu sendiri.


Namun, mengambil dari salah satu hasil kajian Sidang Fraksi I dan II yang dipaparkan pada saat Konferensi Pers, dari sudut pandang PPMI yang dibacakan oleh Jahidah, “Permintaan untuk pengondisian grup Silaturahmi Wisudawan yang dinilai sudah tidak efektif dan sudah tidak kondusif disebabkan tidak mewakili seluruh suara wisudawan.


Pernyataan itu menimbulkan pertanyaan besar. Jika ditinjau lebih dalam, dengan menggarisbawahi kalimat “Tidak mewakili seluruh suara wisudawan,” pernyataan PPMI tersebut bertolak belakang dengan tindakan pembatalan press release , pembatalan pembentukan PLT, dan pembubaran panitia al-Manara. Jika memang dari awal PPMI menilai 13 orang ini tidak mewakili seluruh suara wisudawan, lantas mengapa PPMI mengabulkan runtutan permintaan perwakilan wisudawan tersebut?


Berangkat dari kejanggalan ini, kami mencoba mencari keterangan dari wisudawan lain (selain ke-13 orang tersebut). Salah satu di antara yang kami mintai keterangan, mengungkap bahwa memang informasi terkait perwakilan suara wisudawan sempat tersebar di grup Silaturahmi Wisudawan. Namun, ia juga mengungkap bahwa kebanyakan pihak yang bersuara hanyalah oknum yang menginginkan wisuda dilaksanakan di al-Manara. Bahkan salah satu di antara narasumber tersebut mengaku sama sekali tidak tahu-menahu terkait adanya pembentukan perwakilan wisudawan. 

 

3. Keterlibatan PPMI dengan Wisuda Markaz Tatwir


Opini publik muncul terkait keterlibatan PPMI Mesir dalam pengadaan Wisuda Markaz Tatwir pada 3 November 2022 yang tiba-tiba muncul pada Selasa, 18 Oktober 2022, dan disinyalir sebagai wisuda tandingan bagi Wisuda al-Manara. Hal ini disebabkan karena adanya saudara Ambang Baskara sebagai Ketua Panitia di pelaksanaan wisuda tersebut, dan dia juga turut membantu pihak PPMI sebelumnya untuk mengajukan surat permintaan penyewaan gedung ACC. Opini tersebut pun dibuktikan dengan pernyataannya sendiri di grup WhatsApp Silaturahmi Wisudawan.


Hal ini pun menjadi masalah, karena telah keluar dari kesepakatan press release pada Sabtu, 8 Oktober 2022. Di mana telah disepakati bahwa wisuda hanya akan dilaksanakan di gedung al-Manara, dan pihak Panitia Wisuda al-Manara menilai tindakan ini adalah sebuah pengkhianatan.

 

Menjelaskan hal tersebut, dilansir dari Konferensi Pers bahwa sebenarnya di hari Sabtu, 8 Oktober 2022 surat muwafaqah dari Markaz Tatwir perihal penggratisan ACC keluar. Di waktu yang sama pula, DP PPMI telah mengeluarkan press release bahwa wisuda hanya akan dilaksanakan di gedung al-Manara. Situasi ini pun menimbulkan kebingungan di pihak DP PPMI Mesir.


Terkait problematika ini, PPMI Mesir  memikirkan empat kemungkinan yaitu; membubarkan Panitia Wisuda al-Manara, menyerahkan muwafaqah ke Panitia Wisuda, membentuk kepanitiaan selain atas nama PPMI Mesir tetapi atas nama Ittihad Talabah Wafidin, dan menolak surat muwafaqah.


Dari sudut pandang PPMI, terlihat dua keputusan pertama melanggar kesepakatan press release 8 Oktober 2022, dan menolak surat persetujuan gedung ACC tidak mungkin dilakukan, karena akan memberikan dampak buruk terhadap diplomasi PPMI  dengan Markaz Tatwir, terkhusus dengan Grand Syekh itu sendiri. Sehingga meninjau pertimbangan tersebut, pihak PPMI akhirnya memilih opsi ketiga, yaitu membentuk kepanitiaan di luar nama PPMI dan mengatasnamakan Ittihad Talabah Wafidin sebagai solusi terbaik untuk mempertahankan diplomasi dan nama baik PPMI itu sendiri.


Terkait masalah wisuda di gedung ACC ini, dijelaskan pula bahwa ada ketidaktahuan oleh pihak Markaz Tatwir. Yaitu mereka tidak tahu bahwa akan ada wisuda yang dilaksanakan di al-Manara. Adapun tanggapan mereka adalah jika mengetahui tentang akan adanya wisuda di al-Manara, mereka akan memberikan surat rekomendasi diskon penyewaan gedung di al-Manara dan menjadi fasilitator.


Lagi-lagi keplin-planan PPMI yang mengakibatkan kegaduhan terlihat pada permasalahan ini. Menurut salah seorang wisudawan yang kami wawancarai, dengan adanya wisuda di gedung ACC ini, menimbulkan kebimbangan di antara wisudawan. Disebabkan oleh perbandingan waktu pelaksanaan wisuda yang lebih cepat, Juga potensi kehadiran tokoh-tokoh besar seperti Grand Syekh al-Azhar, dan sebagainya yang lebih besar di Wisuda Markaz Tatwir. Oleh karena itu, bahkan ada yang sampai mendaftar di dua acara wisuda sekaligus. Selain berdampak pada wisudawan, hal ini juga memberi masalah pada orang tua walinya.


"Masalahnya karena terjadi maslah bgini, yang merugikan dana wisudawan, banyak yg reschedule tiket keluarganya, ada mau umrah terpaksa ditunda lagi, atau mungkin banyak plannya dan sebagainya," ungkap wisudawan tersebut.


Melansir dari konferensi pers. Di sisi lain, PPMI juga merasa kecewa dan dibohongi oleh pihak Panitia Wisuda al-Manara. Di mana Panitia sempat mengatakan bahwa kursi yang tersedia di lantai 1 gedung ACC hanya 700, namun saat dicek ternyata terdapat 819 kursi di lantai 1.


Berangkat dari hal ini, PPMI Mesir pun tak bisa sepenuhnya disalahkan. Menilik penuturan Panitia Wisuda al-Manara yang tidak sesuai dengan kanyataan yang ada.

 

4. Pengawalan MPA & BPA terhadap Wisuda hingga Akhir


“LPJ panitia wisuda ini masuk ke dalam Bab II di Tatib MPA & BPA PPMI, Bab II tentang di pasal 4 tentang wewenang anggota MPA, jadi memang sudah dalam Tatib kami di poin nomor pasal 4, wewenang yaitu menerima atau menolak laporan pertanggungjawaban. Jadi  memang sudah menjadi hak, berarti di sini adalah fraksi terkait yaitu fraksi II untuk menerima laporan pertanggungjawaban dari panitia wisuda tersebut.” Ujar Jahidah dalam Konferensi Pers.


Dari hal tersebut, dapat dipahami bahwa segala hal terkait acara wisuda mulai dari awal hingga akhir, sepenuhnya menjadi tanggung jawab PPMI . Fakta ini pun Kembali menimbulkan pertanyaan terkait bagaimana sebenanrya status kedua pihak tersebut secara struktural? Mulai dari regulasi pembentukan panitia, apakah ditunjuk oleh PPMI dengan Surat Keputusan (SK) yang sah? Atau dari pihak panitia sendiri yang mendeklarasikan diri? Hal ini perlu kita ketahui, mengingat LPJ Panitia Wisuda pada dasarnya menjadi tanggung jawab PPMI sebagaimana yang dituturkan oleh Jahidah.


Pasalnya, mulai dari tragedi sutuh yang merupakan awal mula perseteruan antara Panitia Wisuda dan PPMI, yang dilanjutkan dengan press release pengunduran diri Panitia, hingga pembatalan PLT Wisuda PPMI, memberikan kesan eksklusif pada Panitia Wisuda al-Manara atas PPMI, yang di mana hal ini dapat memunculkan konotasi negatif publik terkait lemahnya eksistensi PPMI sebagai organisasi induk.


Sikap PPMI yang awalnya dengan tegas membiarkan pengunduran diri panitia dan berniat membentuk PLT sendiri, namun akhirnya membatalkan niatannya itu, menambah kesan eksklusif panitia, dan ketidakkonsistenan PPMI. Ditambah lagi pengadaan Wisuda Markaz Tatwir oleh PPMI yang kembali menimbulkan  kegaduhan di kubu wisudawan semakin memperkeruh suasana.

 

5. Hakikat Seremonial Wisuda 


"Mestinya acaranya damai, tidak ada yg tersakiti," ungkap salah satu wisudawan menyampaikan kekecewaannya perihal drama wisuda ini. Ia pun berpendapat bahwa pelaksanaan Wisuda tahun ini telah melenceng jauh dari nilai aslinya. 


Pada  dasarnya, wisuda adalah momen para  mahasiswa menikmati apresiasi dari kerja keras mereka setelah berhasil menempuh pendidikan dalam strata tertentu. Di mana momen tersebut harusnya dipenuhi oleh rasa bangga dan sukacita bersama para sahabat, keluarga, dan kerabat para penuntut ilmu itu sendiri. Namun sayangnya, untuk Wisuda tahun ini, para wisudawan harus melalui berbagai lika-liku drama para penyelenggara sebelum merasakannya.


Dari berbagai permasalahan yang ada pada Wisuda kali ini, ada banyak hal yang perlu dan harus dievaluasi, khususnya dari segi penanganan dan pemecahan masalah. Kedua pihak yang berseteru harusnya sadar bahwa hal ini melahirkan banyak kerugian bagi banyak pihak, khususnya konsumen utama mereka, yaitu wisudawan.


Reporter: Akmal Sulaeman, Akbar Farsyah, Afriadi Ramadhan

Editor: Ichsan Semma

Tidak ada komentar:

Posting Komentar