Breaking News
Loading...

Sabtu, 08 Oktober 2022

Dari Jusuf Kalla untuk KKS, Rangkaian Nasihat bagi Calon Wajah Umat

Foto bersama JK dan Anggota KKS (Gambar: dok. Wawasan)

                                   

Wawasan, Kairo— Pada Rabu, 5 Oktober 2022, Wakil Presiden Indonesia yang ke-10 dan ke-12, Dr. Drs. H. Muhammad Jusuf Kalla mengadakan kunjungan ke Grand Syaikh Ahmad Thayyib. Selain untuk bersilaturahmi, kunjungan tersebut juga merupakan salah satu bentuk awal kerja sama dengan Grand Syaikh al-Azhar tersebut.

 

“Jadi, menurut apa yang saya dengar kemarin pas di KBRI, Pak JK itu datang ke sini agendanya pergi untuk bertemu dan berkunjung dengan Grand Syaikh, bertemu dengan Grand Syaikh mengajak peluang untuk bekerja sama begitu,” ungkap Fiqrul Khalis Ukkas, Lc., yang merupakan Ponggawa Kerukunan Keluarga Sulawesi (KKS) Mesir.

 

Bentuk kerja sama tersebut, menurut Fiqrul, salah satunya adalah dengan mendatangkan tenaga kerja al-Azhar ke Indonesia. Pak JK sendiri mengharapkan para dosen al-Azhar untuk mengajar di Universitas Islam Internasional Indonesia di Jakarta. Tidak hanya itu, ia juga mencari peluang bagaimana agar mahasiswa-mahasiswa Mesir pun dapat datang dan belajar di Indonesia.

 

Setelah kunjungannya bersama GSA Ahmad Thayyib, JK pun tak senantiasa langsung pulang ke Indonesia. Di mana pada 6 Oktober 2022, ia menyempatkan diri untuk mengunjungi Baruga Sulawesi yang berlokasi di Hayy Asyir, Kairo. Sebuah sekretariat khusus untuk mahasiswa Indonesia timur yang tergabung dalam KKS Mesir, organisasi bertajuk kekeluargaan yang menampung seluruh mahasiswa Indonesia timur yang sedang menuntut ilmu di Mesir. 

 

Kedatangannya pun disambut dengan hangat oleh Ponggawa beserta seluruh anggota KKS Mesir yang hadir. Beberapa dari mereka bahkan mendeklarasikan “Selamat datang di rumah”, yang merupakan istilah untuk Baruga sebagai tempat pulang bagi setiap mahasiswa timur di Mesir, kepada pria berusia 80 tahun itu.

 

Dalam pertemuan yang juga dihadiri oleh Duta Besar Republik Indonesia untuk Mesir, Dr. Lutfi Rauf, MA dan Penasihat KKS Mesir, dr. H. Surya Darma serta H. Amin Samad, MA itu,  JK memberikan beberapa nasihat kepada para “Pejuang Pinisi” yang tengah berjuang menuntut ilmu di Negeri Kinanah.


Jusuf Kalla memberi nasihat (Gambar: dok. Wawasan)

"Kalau tadi diminta nasihat, sederhana aja, belajar dengan baik," bukanya. 


Pria kelahiran Watampone itu mengungkapkan tentang betapa pentingnya memiliki tekad yang kuat dalam berjuang, utamanya dalam menuntut ilmu di negeri orang. apalagi menurutnya, bisa berkuliah di al-Azhar merupakan salah satu kesempatan emas yang tidak semua orang bisa mendapatkannya.

 

"Tidak semua anak-anak yang mau belajar agama dengan baik bisa memiliki kesempatan ke Mesir ini," ucapnya.


oleh karena itu, penting bagi kita yang telah sampai di negeri ini untuk memiliki tujuan dan visi yang jelas sebagai pelajar, pun perantau. Karena kedatangan kita di sini pada hakikatnya mengemban banyak tanggung jawab. Salah satunnya adalah untuk menjadi kebanggaan bagi keluarga, khususnya kedua orang tua, Kebanggaan ketika mengetahui bahwa anak-anak mereka saat ini tengah berjuang belajar di al-Azhar dengan baik.

  

JK pun menjelaskan bahwa ia melihat kondisi negara Indonesia dalam ranah ilmu agama pada dasarnya masih kurang. Hal tersebutlah juga, yang ia katakan menjadi alasan kita menuntut ilmu di Negeri Para Nabi ini.

   

“Karena itu maka anda belajar di sini, karena itu kita bertekad, di belakang hari, nanti orang mengatakan kalau anda ingin belajar agama Islam, datanglah ke Indonesia,” ungkapnya.

 

Selain belajar, JK juga menyinggung tentang pentingnya untuk mengembangkan kemampuan positif lain seperti berdagang. Yang menurutnya juga memiliki urgensitas yang tak kalah pentingnya.


“Dari lima Rukun Islam, dua (red— diantaranya) yaitu mengeluarkan zakat dan naik haji, hanya bisa dilaksanakan oleh orang mampu dan untuk mampu anda harus berusaha,” lanjutnya.

 

Berangkat dari hal tersebut, JK mengingatkan kepada para mahasiswa bahwa urgensitas bidang usaha bukanlah sesuatu yang bisa dipandang sebelah mata. Mengingat ruang lingkup dakwah yang sangat luas, optimalisasinya saat ini tak cukup hanya dengan kekayaan ilmu, tapi juga membutuhkan kekayaan materi.

  

“Kalau semua mau jadi ustaz, siapa yang mau bangun masjid,” lanjutnya.

 

Meski singkat, bincang-bincang tersebut berlangsung dengan penuh rasa kekeluargaan. Rangkaian nasihat yang sesekali diselingi dengan gelak tawa para peserta dan Pak JK, tidak hanya menambah hangat suasana Baruga, tapi juga hati para mahasiswa KKS Mesir yang mendapat kesempatan langsung bertatap muka serta mendengar nasihatnya.

 

Reporter: Ichsan Semma

Editor: Ryan Saputra

 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar