Breaking News
Loading...

Minggu, 25 September 2022

Kolaborasikan Agama dan Budaya, Intesar Abdel Fattah Sukses Gaungkan “Peace of The World” Lewat Musik

 

Samaa Internasional Festival (Gambar: dok. Wawasan)


Wawasan, Kairo— Penutupan “Samaa International Festival for Spritual Music & Chanting” yang diselenggarakan di Bab El-Nasr, El-Gamaliya, Kairo pada hari Sabtu (24/9) sukses menghadirkan gemuruh tepuk tangan di sekeliling panggung pementasan. Acara yang diprakarsai oleh seorang Seniman berkebangsaan Mesir, Intesar Abdel Fattah ini berhasil mengolaborasikan agama dan budaya dengan tema “Peace of The World” lewat musik.

 

“Tema yang kami angkat pada acara kali ini adalah esensi dari setiap agama yang ada, seperti cinta, perdamaian, toleransi dengan menggunakan sudut pandang agama, suku, ras, begitu pun strata sosial dimana terdapat beberapa negara turut berpartisipasi juga pada acara kali ini,” ungkapnya dengan nada bahasa Arab yang berat saat menjalani sesi wawancara bersama kru Wawasan.


Intesar Abdel Fattah (Gambar: dok. Wawasan)


Selain diikuti oleh pementas yang berasal dari berbagai kalangan agama seperti Islam dan Kristen, acara ini juga turut diramaikan oleh tim paduan suara yang berasal dari berbagai negara, diantaranya Sudan, Sudan Selatan, Djibouti, Mesir, Rumania, Suriah, Yaman, Aljazair, Palestina, Yordania, Kanada, India, dan Indonesia. Untuk perwakilan Indonesia dihadiri oleh tim nasyid Dai Nada yang didirikan oleh Nur Akhyari.

 

“Untuk Indonesia sudah menjadi tim inti dari acara ini sejak tahun 2007 hingga sekarang. Saya sendiri sudah bekerja sama dengan Duktur Abdel Fattah, seorang Seniman Mesir yang memiliki peran penting dalam kebudayaan Mesir,” terangnya.

 

Tak hanya itu, Nur Akhyari juga menyampaikan tujuan dan harapannya dari pelaksanaan acara tahunan ini yang sudah menginjak usia ke-15 tahun.

 

“Yang menjadi titik fokus kita, bagaimana kita menghadapi perbedaan itu dengan risalah perdamaian. Kita sebagai manusia, dengan acara ini kita bisa saling menghargai, memberikan kebebasan satu sama lain. Nahnu insan qabla kullu syai, jadi sebelum kita menjadi seorang Muslim atau apa saja kita harus manusiawi. Perbedaan itu bagian dari kehidupan, karena Allah SWT menciptakan kita berbeda-beda. Itulah inti sari dari pertunjukan kali ini,” ungkapnya dengan tenang.

  

Pementasan musik menghadirkan kompilasi himne Koptik dengan nyanyian Islam yang dilantunkan secara bergantian oleh beberapa tim paduan suara. Hal tersebut menjadi refleksi terhadap indahnya perpaduan antara agama dan budaya dalam satu kesatuan irama.

 

Pada akhir acara malam itu, Dai Nada juga mempersembahkan lagu “Lestari Alamku” yang diiringi dengan petikan gitar nan merdu. Sontak para penonton juga ikut bertepuk tangan mengikuti irama yang dilantunkan oleh tim nasyid perwakilan Indonesia itu, yang beberapa dari personil mereka merupakan mahasiswa yang sedang menempuh pendidikan di Mesir.


Reporter: Ryan Saputra

Editor: Ichsan Semma  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar