Breaking News
Loading...

Jumat, 11 Maret 2022

Stigma Negatif Masisir Tentang KKS, Punggawa: Kultur Budaya Orang Timur Memang Berbeda

Fokat KKS 2022 (Gambar: dok. Wawasan)

 

Wawasan, Kairo—Muhammad Syahran Hidayat, Punggawa KKS 2021-2022 mengungkapkan dalam sambutannya di acara Fokat KKS 2022, bahwa Mahasiswa Indonesia di Mesir (Masisir) non KKS akan begitu takut dan segan ketika mendengarkan label anak KKS, hingga berkembang perspektif dari Masisir sendiri kalau orang KKS itu wataknya keras dan kasar.

 

Syahran Hidayat angkat bicara terkait berkembangnya stigma negatif tentang warga KKS tersebut. Ia menyangkal dengan mengungkapkan bahwa orang timur memang memiliki karakter saling menghargai dan saling merangkul yang sudah tertanam sedari dulu.

 

Nilai prinsipil seperti berkharisma, berkarakter dan saling menjaga, menurutnya, sudah menjadi hal yang mendarah daging di setiap anggota KKS. Dan itu juga berlaku dalam berinteraksi dalam ranah Masisir secara umum.

 

Syahran pun menyatakan fenomena stigma negatif tersebut lahir dari kesalahpahaman Masisir dalam memahami nilai-nilai prinsipil dan kultur budaya orang timur dalam bertindak.

 

“Karakter yang prinsipil itu harus ki’ saling menjaga. Seperti yang saya sampaikan di sambutan itu, bahwa satu yang sakit, sakit semua. Seperti itu prinsipnya, saling menjaga karakter ta’, militansi ta'. Satu sakit, maka sakit semua. Arahnya kesana. Satu punya masalah, masalah kita semua,” ungkap Syahran dengan logat khas Sulawesinya ketika diwawancarai oleh kru Wawasan pada Selasa (8/3).

 

Selain hal di atas, ia juga sempat menyinggung kiprah anak Sulawesi di Mesir seperti penghasil lulusan doktor terbanyak, menjabati posisi penting di berbagai organisasi Masisir dan juga menjuarai event besar se-masisir. Bahwa selain kental dengan nilai luhur dan budaya, warga KKS juga bisa bersaing dalam melahirkan bibit mahasiswa yang unggul.

 

Namun dibalik itu semua, Syahran yang juga mantan Menko 3 PPMI Mesir ini juga sedikit berkaca sekaligus menjadi keresahan pribadinya melihat fenomena belakangan ini  bahwa anggota KKS perlahan mulai meninggalkan nila-nilai kultural saling menjaga dan solidaritas di tanah rantauan.

 

“Ada hal-hal yang mulai merosot di KKS bahwasanya nilai-nilai prinsipil mulai ditinggalkan. Antar sesama anggota KKS mulai terkotak-kotakkan dan segala macam, itu yang harus dijaga. Hubungan antara senior-junior juga harus selalu dijaga,” ungkapnya.

 

Dalam momentum Fokat 2022 kali ini, Punggawa menitip harapan untuk seluruh teman-teman Mahasiswa baru agar bisa berinteraksi sebagaimana biasanya saling berinteraksi di negeri perantauan, dengan tetap memperhatikan adat istiadat masyarakat setempat. (Fakhrur Riza)

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar