Breaking News
Loading...

Minggu, 31 Oktober 2021

Kelahiran Rasulullah Saw: Fajar Baru Bagi Umat Manusia

Syekh Ahmad Rabie al-Azhari (Gambar: source of alwafd.news)

 

Oleh: Ahmad Rabie’ al-Azhari

Kelahiran Rasulullah Saw. merupakan fase baru yang kelak akan mengubah wajah kehidupan di dunia dan membebaskannya dari segala konflik dan kebiadaban, menuju lingkup perdamaian dan kemanusiaan. Dari suramnya ketertinggalan dan kegelapan menuju cahaya hidayah, ilmu, dan keagungan. Dari belenggu perbudakan dan penghambaan menuju cahaya kebebasan dan petunjuk. Dari kebisingan dan kehancuran menuju pengembangan dan kemakmuran. Dari kehidupan yang sempit dan penuh kepalsuan menuju kehidupan yang luas dan penuh kegembiraan.

 

 Peringatan kelahiran Rasulullah Saw. tahun ini telah tiba. Dan kita tengah mengharapkan secercah harapan untuk terbebas dari musibah menjamurnya virus Corona. Karena semua hati tertaut kepada baginda Nabi Saw., memperingati hari kelahiran beliau merupakan awal dari fajar yang baru bagi seluruh umat manusia untuk terbebas dari wabah ini. Sebagaimana kelahiran Rasulullah SAW. adalah fajar baru yang menyelimuti manusia dengan kasih sayang, keadilan, kebebasan, kesetaraan, dan penghormatan kepada manusia secara mutlak.

 

Ketika kita mencoba memahami dan mencari sisi kelapangan serta kebahagiaan dari adanya virus ini dengan melihat dampak yang ditimbulkan—seperti terhentinya aktivitas kehidupan yang menyebabkan ketimpangan ekonomi dan kesenjangan sosial, maka kita harus mengingat bagaimana kelapangan di hari kelahiran Rasulullah Saw. melalui nilai-nilai luhur yang menjadi karakteristik risalah beliau—yang kini dianggap sebagai petunjuk bagi umat manusia di masa sekarang jika ingin terbebas dari cobaan wabah ini. Nilai-nilai luhur tersebut tergambar pada kasih sayang, adil, tolong menolong, persaudaraan, dan nilai kemanusian.

 

Dalam ranah kasih sayang dan keadilan, beliau diutus sebagai rahmat bagi seluruh alam yang meliputi seluruh jagat raya, termasuk di dalamnya umat manusia, tanpa memandang warna kulit, bentuk tubuh, jenis kelamin dan etnis suku bangsanya. Hal ini berdasarkan sabda Baginda Saw. di dalam khutbahnya ketika melaksanakan haji wada’:

يا أيها الناس، ألا ان ربكم واحد، وان أباكم واحد، ألا لا فضل لعربي على أعجمي، ولا لعجمي على عربي، ولا لأحمر على أسود، ولا لأسود على أحمر الا بالتفوى.

“Wahai sekalian manusai, ketahuilah bahwa sesungguhnya tuhan kalian satu, dan ayah kalian satu. Ingatlah tidak ada kelebihan bagi orang arab atas orang non-arab dan bagi orang non-arab atas orang arab. Tidak ada kelebihan bagi orang berkulit merah atas orang berkulit hitam dan bagi orang berkulit hitam atas orang berkulit merah kecuali dalam ketakwaan”.

Hal inilah yang dibutuhkan oleh manusia sekarang, yaitu memliki sifat kasih sayang dan tidak membedakan satu sama lain dalam penyaluran vaksin. Merupakan suatu hal yang menyedihkan, melihat sekarang orang-orang Afrika tengah merintih karena tertekan oleh wabah ini, sedangkan di belahan bumi lain ada jutaan dosis vaksin yang kedaluwarsa.

 

          Selanjutnya dalam hal tolong menolong Allah SWT. berfirman:

وتعاونوا على البر والتقوى ولا تعاونو على الاثم والعدوان واتقوا الله ان الله شديد العقاب.

“...dan saling tolong menolonglah kamu dalam kebaikan dan ketakwaan, dan janganlah kalian saling tolong menolong dalam dosa dan permusuhan, dan bertakwalah kalian kepada Allah, sesungguhmya Allah sangat pedih siksaannya.”

 

(Gambar: Instagram officialazhareg)

          Sebagaimana Rasulullah SAW. Sering menunjukkan pentingnya tolong-menolong di banyak keadaan. Di antaranya ketika beliau dan para sahabatnya saling bahu-membahu menggali parit ketika perang Ahzab. Semoga kita mampu untuk saling tolong-menolong dalam mencegah dan menjaga diri dari penyebaran wabah ini.

 

           Sekiranya kita mau belajar dari kisah yang diceritakan al-Quran tentang Zulqarnain dalam surah al-Kahfi. Sebab nilai saling tolong-menolong termasuk dalam nilai-nilai yang sempurna untuk ditempuh dalam membangun benteng supaya mampu terhindar dari malapetaka Yakjuj dan Makjuj, maka Zulqarnain berkata: فأعينوني بقوة  (bantulah aku dengan kekuatan). Kemudian kita bisa menjadikan perkataan Zulqarnain itu sebagai semboyan dalam menghadapi bahaya, dan mengetahui bahwa keselamatan kita dapat membantu negara dalam menghadapi bencana yang membahayakan kehidupan banyak orang ini.

 

          Terakhir, yaitu nilai-nilai kemanusiaan yang harus diamalkan dan dimuliakan untuk menghadapi bahaya ini. Sebagaimana firman Allah SWT.:

ولقد كرمنا بني آدم وحملناهم في البر والبحرورزقناهم من الطيبات وفضلناهم على كثير ممن خلقنا تفضيلا.

“Sungguh telah kami muliakan anak cucu Adam, Kami angkut mereka di daratan dan di lautan, Kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik, dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah kami ciptakan.”

Maka barang siapa yang tidak bisa jadi manusia yang baik dia tidak bisa jadi muslim yang baik.

 

          Oleh karena itu, jika hari kelahiran Rasulullah Saw. merupakan fajar yang baru bagi kehidupan manusia, maka mereka membutuhkan kelahiran yang baru yang fajarnya bersumber dari fajar tersebut. Namun, hal itu tidak akan terwujud kecuali dengan berpegang teguh kepada nilai-nilai luhur yang telah digariskan oleh beliau Saw. seperti kasih sayang, keadilan, perikemanusiaan, tolong-menolong dan persaudaraan. Seraya menganggap bahwa wabah dan seluruh penyakit yang lain akan hilang dengan cepat tergantung seberapa cepat kita kembali kejalan tuhan serta berperilaku seperti prilaku atau akhlak Rasulullah SAW.

 

Ulama Al-Azhar dan kementrian wakaf Mesir

 

 

Diterjemahkan oleh:

Tim Penerjemah Arabic Course Center (ACC);

Muhammad Choiri Alfikry

Muh Saipul Sahalla

Aswad

Muhammad Fauzan Adzim Kaharuddin

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar