Breaking News
Loading...

Minggu, 08 November 2020

Kertas Kosong yang Bermanfaat

 

Ilustrasi kertas Kosong (Gambar: rumahinspirasi.com)


    Di zaman sekarang ini,  para cendekiawan tersebar di mana-mana. Tetapi tentunya, tidak mudah untuk mencapai titik tersebut. Seorang dosen, profesor, doktor, dan yang lainnya pasti telah menyelesaikan tugas mereka masing-masing hingga mencapai derajat itu. Mereka harus mempunyai beberapa karya ilmiah yang disusun dari hasil jerih payahnya sendiri.

    Tentu membuat karya ilmiah seperti itu tidak mudah untuk semua orang, sebab ada langkah-langkah khusus dalam pelaksanaannya. Walaupun pada dasarnya, semua orang bisa menulis, tapi tidak menutup kemungkinan ada yang tidak bisa menulis juga.

    Orang yang tidak bisa menulis ini bisa kita kategorikan pada dua golongan, yaitu orang yang tidak punya masalah, dan orang yang punya masalah tapi tidak bisa merumuskannya. Dalam hal ini, kita harus mempunyai latar belakang masalah atau apa pun yang berkecamuk di dalam pikiran kita yang dapat membantu kita dalam menulis, agar kertas kosong yang selama ini berceceran di sekitar kita bisa dimanfaatkan sebaik mungkin.

    Karena bentuk tulisan yang bersifat ilmiah, maka diharuskan bagi seseorang yang ingin menulis untuk melakukan penelitian terlebih dahulu, sehingga apa yang ditulisnya dapat dipertanggungjawabkan. Untuk itu, mari kita telusuri lebih dulu perihal bentuk-bentuk penelitian ini.

    Di dalam penulisan karya ilmiah, ada dua bentuk penelitian:

    Pertama, Penelitian Kepustakaan, yaitu dengan mencari referensi sebanyak mungkin dalam bentuk tulisan.

    Kedua, Penelitian Lapangan, yaitu dengan melakukan observasi awal terhadap isu-isu yang berkembang di masyarakat, lalu mengkaji apa yang sudah ada dalam tema (kajian terdahulu). Cara ini merupakan metodologi observasi ala Al-Biruni.

    Di sisi lain, telah menjadi syarat bagi seorang yang ingin menjadi doktor ataupun profesor untuk menulis suatu karya ilmiah berupa jurnal.  Ada pun jurnal ilmiah yang dimaksud, seperti yang dilansir dari laman Wikipedia.org, merupakan tulisan khusus yang memuat artikel suatu bidang ilmu tertentu, dan dikeluarkan oleh seorang yang berkompeten di bidangnya, dan diterbitkan oleh suatu instansi (lembaga).

    Berikut saya sajikan beberapa kerangka tulisan jurnal:

1.  Judul (tema problematik, fokus, kontekstual, dan mendalam) yang akan menjadi kiblat kita dalam menulis.

2.   Abstrak (tujuan dan metode) yang memberi gambaran umum terhadap apa yang ingin kita sampaikan. Abstrak ini hanya terdiri dari 400 karakter, dan paling banyak satu halaman.

3.   Latar belakang (kenapa diteliti, penelitian relevan)

4.   Teori (literatur) yang akan menjadi fondasi suatu tulisan

5.   Metode (Kualitatif-Informan)

6.   Temuan (kebaruan based on riset, bukan opini)

7.    Diskusi hasil analisis dan penguatan

8.    Conclusion (Kesimpulan), sehingga dari penemuan tersebut bisa dikontribusi dan dinikmati banyak orang.

    Kekuatan sebuah tulisan, tergantung pada metode penelitian yang diterapkan, baik itu kualitatif, kuantitatif, ataupun keduanya. Penelitian merupakan cara-cara yang sistematis untuk menjawab masalah yang sedang diteliti. Sistematis berkaitan dengan metode ilmiah yang berarti adanya prosedur yang ditandai dengan keteraturan dan ketuntasan.

    Ada pun metode penelitian terbagi menjadi 2 macam, yaitu penelitian kuantitatif dan penelitian kualitatif. Fokus kita kali ini adalah penelitian kuantitatif, yaitu suatu proses mengemukakan pengetahuan yang menggunakan data berupa angka sebagai alat menganalisis keterangan mengenai apa yang ingin diketahui. Jenis penelitian yang pengambilan data dilakukan secara statistik, sehingga dapat dilakukan perhitungan dan interpretasi dalam bentuk grafik, diagram, tabel, dan pengujian hipotesis.

    Tentunya penelitian kuantitatif ini memiliki ciri-ciri yang membedakannya dengan penelitian kualitatif, yaitu menitikberatkan variabel sebagai objek penelitian, dan variabel tersebut harus didefinisikan dengan jelas. Selain itu juga memerlukan hipotesis, yang mana pengujian hipotesis tersebut akan memengaruhi tahapan-tahapan penelitian.

    Suatu hal yang terpenting dari penelitian kuantitatif itu sendiri adalah tahapan-tahapan yang harus dilewati dalam penelitiannya. Untuk itu, mari kita coba pelajari tahapan-tahapan penelitian kuantitatif berikut:

Ø  Merumuskan masalah (deskriptif, asosiatif, atau komparatif)

Ø  Mengkaji teori keilmuan

Ø  Mengajukan hipotesis

Ø  Verifikasi data empiris atau data lapangan yang diperlukan untuk menguji hipotesis

      Ø  Penarikan kesimpulan    

    Sedangkan macam-macam penelitian kuantitatif, saya uraikan sebagai berikut:

·       Metode Deskriptif, yaitu metode yang digunakan dalam meneliti suatu kelompok manusia, kondisi, sistem pemikiran, ataupun suatu peristiwa pada masa sekarang untuk membuat gambaran secara sistematis, faktual, dan akurat, mengenai fakta-fakta, sifat-sifat, serta hubungan-hubungan secara fenomena yang diselidiki.

·        Metode Komparatif, yaitu jenis penelitian yang dilaksanakan untuk membandingkan antara beberapa kelompok terhadap suatu variabel tertentu.

·        Metode Korelasional, yaitu penelitian yang melibatkan kegiatan mengumpulkan data untuk menentukan adakah hubungan dan derajat hubungan antar beberapa variabel. Hubungan beberapa variabel dinyatakan ke dalam besar koefisien korelasi dan signifikansi secara statistik.

·        Metode Survei, yaitu metode yang digunakan untuk meneliti fenomena pada perilaku individu atau pada suatu kelompok. Menjelaskan pendapat, pemikiran, dan perasaan individu.

·         Metode Ex Post Facto, digunakan untuk meneliti kejadian yang telah berlalu, kemudian dirunut untuk mengetahui penyebab kejadian tersebut. Bertujuan untuk menemukan penyebab perubahan perilaku, fenomena, maupun gejala. Contohnya, “Pengaruh Motivasi dan Gaya Belajar Mahasiswa terhadap Prestasi Belajar pada Mata Kuliah X”.

·         Metode True Experimental, yaitu metode di mana peneliti dapat mengendalikan semua variabel yang bisa mempengaruhi proses penelitian. Pemilihan sampel pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol diambil secara acak. Contohnya, “Pengaruh Penerapan Teknik Penilaian Portofolio terhadap Kemampuan Menulis Wacana Narasi Bahasa Arab”.

·        Metode Quasi Experiment, yaitu penelitian yang memberikan perlakuan dan mengukur akibat perlakuan, tapi tidak menggunakan sampel acak untuk menyimpulkan perubahan yang disebabkan perlakuan tersebut. Metode ini bertujuan untuk menunjukkan hubungan sebab-akibat dengan melibatkan kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.

Di balik semua itu, perlu rasanya kita menyelami juga tahapan-tahapan penulisan yang akan saya sajikan berikut:

a.      Pra-writing 40% (mengumpulkan sebanyak mungkin bahan atau riset)

b.      Pasca-writing 20% (menulis/mengetik riset atau bahan pustaka yang dirangkum)

c.       Post writing 40% (proses editing yang pada akhirnya menjadi wabah sebuah tulisan)

Oleh: Raudhatul Jannah Andar, dan Sitti Afifah Ulfah Taufiqah Arsal (Departemen Pengembangan Intelektual KKS Mesir)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar