Breaking News
Loading...

Jumat, 30 Oktober 2020

Maulid Nabi dan Risalah Akhlak

 

Dr. Syauqi 'Allam (Gambar: almalnews.com)

Oleh: Dr. Syauqi 'Allam (Mufti Mesir)

Umat Islam sangat meningkatkan perhatian terhadap perayaan memperingati hari Maulid Nabi yang mulia. Maka pada saat itu umat Islam mengekspresikan suka cita secara menyeluruh pada hari-hari peringatan maulid, dan malam-malam yang berseri-seri mereka menikmati ibadah yang menyucikan ruh dan hati mereka sebagai bentuk kesyukuran kepada Allah Swt. yang telah menganugrahkan kepadanya inayat dan rahmat-Nya dengan hari kelahiran Nabiyurrahmah dan Penyelamat Umat (yaitu) Nabi Muhammad Saw., dan menguatkan hal tersebut dengan firman-Nya:

وما أرسلناك إلا رحمة للعالمين

“Tidaklah Kami mengutusmu (Muhammad) melainkan sebagai rahmat bagi seluruh alam”

Pada hari-hari di bulan Rabiul Awal 14 abad yang lalu, seluruh alam bersinar karena kelahiran Nabi Muhammad Saw., terbukalah pintu-pintu keadilan dan muncullah diskursus-diskursus membenahi manusia melalui nilai dan akhlak hingga nilai kemanusian mendapatkan kembali karakteristiknya yang sehat, maka dari itu Allah Swt. berfirman:

هو الذي بعث في الأميين رسولا منهم يتلو عليهم آياته ويزكيهم ويعلمهم الكتاب والحكمة وإن كانوا من قبل لفي ضلال مبين. وآخرين منهم يلحقوا بهم... (الجمعة)

"Dia-lah yang mengutus seorang Rasul kepada kaum yang buta huruf dari kalangan mereka sendiri, yang membacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya, menyucikan (jiwa) mereka dan mengajarkan kepada mereka Kitab dan Hikmah, meskipun sebelumnya mereka benar-benar dalam kesesatan yang nyata. Dan (juga) kepada kaum yang lain dari mereka yang belum berhubungan dengan mereka."

Benar bahwa kelahiran Nabi yang mulia seperti halnya babak untuk kehidupan yang baru bagi nilai kemanusian, pada hari itu ada musim semi, cahaya dan penghidupan bagi sebuah peradaban sejalan dengan perintah-perintah Ilahi, nilai luhur dan akhlak mulia, yang merupakan pangkal seluruh kebaikan pada eksistensi, dan asas sebuah peradaban dunia, karena Allah telah menjadikan Nabi-Nya yang mulia di atas akhlak mulia (itu sendiri) dan menjadikan syariat-Nya pedoman bagi manusia untuk memperindah diri dengan akhlak mulia, sesuai dengan kemampuan mereka, karena dasar syariat ini berpusat pada penyempurnaan hal yang dibutuhkan manusia berupa akhlak mulia di setiap individu maupun komunitasnya. Sebagaimana Rasulullah Saw. adalah role mode sekaligus manifestasi dari syariat ini, Nabi Saw. mengikuti perintah-Nya:

ثم جعلناك على شريعة من الأمر فاتبعها...

Kemudian Kami jadikan engkau (Muhammad) mengikuti syariat (peraturan) dari agama itu...

Dan Allah Swt. berfirman:

وأمرت لأن أكون أول المسلمين

Dan Aku diperintahkan agar menjadi orang yang pertama-tama berserah diri

Maka dari itu peraturan Nabi Saw. dalam membangun karakter perindividu maupun masyarakat dan mengkonsolidasi kaidah peradaban adalah mengikuti firman Allah Swt.:

إن الله يأمر بالعدل والإحسان وإيتاء ذي القربى وينهى عن الفخشاء والمنكر والبغي يعظكم لعلكم تذكرون

Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi bantuan kepada kerabat, dan Dia melarang (melakukan) perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pengajaran.

Di dalam firman tersebut mencakup akhlak mulia dan nilai-nilai luhur yang menjadikan manusia mencapai derajat yang baik sejajar dengan orang-orang jujur dan reformis melalui sikap memperindah diri dengan akhlak mulia dan cinta kepada makhluk lain sebagaimana ia mencintai dirinya, dan sikap membersihkan diri dari akhlak buruk.

Rasulullah Saw. bersabda:

إن من الناس مفاتيح للخير، ومغاليق للشر، وإن من الناس مفاتيح للشر ومغاليق للخير، فطوبى لمن جعل الله مفاتيح الخير على يديه، وويل لمن جعل الله مفاتيح الشر على يديه (سنن إبن ماجه)

"Sesungguhnya di antara manusia ada yang menjadi pembuka bagi pintu kebaikan dan penutup pintu keburukan, dan di antara manusia juga ada yang menjadi pembuka bagi pintu keburukan dan penutup pintu kebaikan, maka beruntunglah bagi siapa yang Allah jadikan di atas tangannya kunci-kunci kebaikan, dan celakalah bagi siapa yang Allah jadikan di atas tangannya kunci-kunci keburukan". (Sunan Ibnu Majah)

Semua itu menegaskan keseluruhan manfaat dan maslahat yang didapati manusia dan segenap makhluk melalui maulid Nabi Saw., dalam kapasitasnya sebagai sebab dan manifestasi sampainya semua kebaikan dunia dan akhirat, terutama dia sebagai contoh manusia sempurna yang membangun tatanan istimewa yang mendapat pujian dari non-muslim sebelum muslim itu sendiri, mengharuskan kita bersyukur kepada Allah atas anugrah berupa utusan-Nya dengan memperlihatkan suka cita pada peringatan Maulid Nabi Muhammad Saw. sesuai syariat, dengan mengikuti perintah-Nya:

قل بفضل الله برحمته فبذلك لليفرحوا هو خير مما يجمعون

“Katakanlah (Muhammad), ‘Dengan karunia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka bergembira. Itu lebih baik daripada apa yang mereka kumpulkan’”

Pada peringatan maulid Nabi Muhammad Saw. namanya bersinar, lidah dan ruh mereka tekun bershalawat, memujinya, membaca keutamaan dan akhlaknya, karena apa yang kita butuhkan adalah mengikutinya dan melaksanakan syariat Islam yang suci dengan akhlak mulia berupa perkataan, perbuatan, melaksanakan kewajiban, memenuhi hak negara dan keluarga, yang berujung pada reputasi dan pujian baik demi kehidupan yang mulia dan budi luhur di antara umat.

Semoga sepanjang tahun, Mesir, pemangku jabatan, rakyat, peduduk Arab dan umat Islam selalu dalam kebaikan.

Penerjemah: Dwi Putra Amrah

Diterjemahkan dari koran Al-Ahram, rubrik Fikr Diniy edisi 23 Oktober 2020

Tidak ada komentar:

Posting Komentar