Breaking News
Loading...

Senin, 04 Maret 2019

Enam Poin Terkait Keputusan Pemusatan Talaki di Al-Azhar


 
Wawasan, Kairo- Beberapa hari belakangan, pelajar al-Azhar terkhusus pelajar asing dari ratusan lebih  negara dikejutkan dengan keputusan (qarar) Grand Syekh al-Azhar Syekh Ahmad Thayyib. Salah satu keputusan yang paling menyorot perhatian para pelajar adalah mengenai arahan dari Grand Syekh untuk memaksimalkan kegiatan keilmuan di kampus dan serambi- serambi di Masjid al-Azhar (Arwiqah). Setelah keputusan ini tersebar melalui media sosial, para pelajar berusaha mencari penjelasan mengenai keputusan tersebut. Mereka ingin memastikan dan memerlukan penjelasan lebih lanjut.

Parlemen Mahasiswa Asing al-Azhar (Barlamân ath-Thullâb al-Wâfidîn fî al-Azhar) mengambil langkah inisiatif, yaitu dengan mengadakan seminar pendidikan (Nadwah Tatsqîfiyyah). Seminar ini dilaksanakan di Aula Madinah al-Bu’uts al-Islamiyyah, Darrasah, Kairo, pada hari Ahad (03/03/2019). Seminar ini sekaligus merupakan konferensi pers terkait keputusan Grand Syekh al-Azhar terkait pemusatan talaki. Hadir dalam seminar ini ketua parlemen pelajar asing al-Azhar Usman Muhammad al-Afghaani dan penasehat Grand Syekh urusan pelajar asing Ustadz Abdur Rahman Musa.

Usman Muhammad al-Afghaani menjelaskan sebab penting dilaksanakannya seminar ini. “Di antara hal-hal besar yang kami dapati adalah mengenai pelajar al-Azhar laki-laki ataupun perempuan yang belajar di luar kampus atau masjid al-Azhar. In syaa Allah, Ustadz Abdur Rahman Musa akan menjelaskan hal ini kepada kita.” Terangnya saat mengawali seminar.

Di awal kesempatan, Ustadz Abdur Rahman Musa mengingatkan kembali para hadirin  mengenai arti penting al-Azhar al-Syarif, “Kami ingatkan kembali, bahwa al-Azhar al-Syarif adalah kiblat keilmuan umat Islam. al-Azhar al-Syarif sangat ingin memenuhi kebutuhan anak-anaknya (para pelajar), baik dari pelaksanaan majelis-majelis keilmuan atau manhaj yang sesuai. Kami tidak ingin ada pelajar al-Azhar yang terjerumus dalam pemikiran yang tidak sesuai dengan pemikiran al-Azhar, atau berjalan pada jalan yang tidak ditempuh oleh al-Azhar al-Syarif.” Kata Ustadz Abdur Rahman Musa.

Beberapa poin penting yang disampaikan oleh Ustadz Abdur Rahman Musa dalam Seminar yang berlangsung di gedung Kubro terkait keputusan al-Azhar memusatkan tempat belajar mahasiswanya sebagai berikut:

1.     Bagi pelajar yang ingin menambah pengetahuan dan wawasan dalam suatu ilmu, ingatlah bahwa kita punya al-Azhar. Kita punya universitas, kita punya serambi-serambi (Arwaq) di Masjid al-Azhar. Khususnya mengenai serambi ini, Grand Syekh sangat memperhatikannya. Pengembangan serambi al-Azhar telah selesai, yang mana di dalamnya terdapat ulama-ulama senior al-Azhar yang mendidik para pelajar. Itulah yang kami ingin dari mahasiswa, duduk belajar di hadapan ulama di serambi al-Azhar.  
2.     Kami tidak menerima jika ada pelajar al-Azhar yang ikut ke tempat-tempat belajar yang tidak sesuai dengan manhaj al-Azhar.
3.     Ketika negeri anda mengirim mahasiswanya ke sini, ingatlah bahwa mahasiswa diharapkan untuk belajar dengan baik. Mahasiswa harus mengeluarkan lebih dari kemampuan yang mahasiswa bisa.
4.     Pelajar dari tingkat apapun, laki-laki atau perempuan, jika memperoleh nilai keseluruhan jayyid jiddan dan mumtaaz, maka dia bisa mengajukan permohonan minhah (beasiswa).
5.       Untuk menaikkan tingkatan keilmuan mahasiswa, kami berharap agar mahasiswa tidak ke luar dari al-Azhar.
6.     Mahasiswa harus mematuhi peraturan-peraturan atau undang-undang yang berlaku di Mesir. Kita sama-sama mengetahui bagaimana keadaan Mesir saat ini.

Ketika sesi pertanyaan, para pelajar dari berbagai negara mengajukan pertanyaan seputar beasiswa, izin tinggal, permohonan pengadaan serambi khusus majelis salawatan dan tasawuf, dan lain sebagainya. Salah satu pertanyaan yang diajukan adalah bagaimana jika ada pelajar yang ikut di suatu majelis di luar al-Azhar, akan tetapi majelis itu sesuai dengan manhaj al-Azhar?

“Saya kira perkataan kami jelas. Berkaitan dengan pengajar atau tema yang dibahas dalam majelis itu, siapa yang menjamin? Al-Azhar ingin memusatkan pendidikan di serambi. Yang mengajar juga orang yang sama. Dan majelis di serambi al-Azhar  kami jamin. Mengapa mahasiswa tidak pergi ke serambi al-Azhar? Kami berusaha memenuhi kebutuhan mahasiswa yang berkaitan dengan pendidikan, baik di universitas atau masjid. Kami ingin mahasiswa belajar di bawah semua lembaga al-Azhar. Mahasiswa adalah pelajar al-Azhar, mahasiswa harus mematuhi dan menjalankan apa yang diminta dari mahasiswa.” Kata Ustadz Abdur Rahman Musa menjawab pertanyaan salah satu pelajar. Dengan adanya keputusan ini, maka pelajar al-Azhar akan diarahkan ke lembaga pendidikan di bawah naungan al-Azhar, khususnya akan dipusatkan di serambi dan universitas al-Azhar. (Nural Muhyida/Muhammad Fadly Syah)




Tidak ada komentar:

Posting Komentar