Breaking News
Loading...

Kamis, 21 Februari 2019

Membincang Rencana Pembukaan Markaz Lughah di Indonesia





Wawasan, Kairo— Senin, 4 Februari 2019 pukul 16:00 WLK.  Presiden PPMI Mesir Saiful Jihad, mengadakan rapat di Konsuler KBRI Kairo. Dengan mengundang beberapa pihak lembaga dan berbagai elemen Mahasiswa Indonesia di Mesir (Masisir), untuk mendiskusikan perihal masalah Camaba kedepannya. Rapat ini pun dihadiri oleh berbagai pihak, mulai dari perwakilan pihak Organisasi Internasional Alumni Al-Azhar (OIAA) Indonesia, perwakilan pihak Atdikbud KBRI Kairo,  perwakilan pihak Markaz Lughah Syeikh Zayed, Wihdah dan PPMI Mesir, hingga seluruh gubernur kekeluargaan se-nusantara.
 
Dalam rapat tersebut pihak OIAA, KBRI maupun PPMI membahas berbagai polemik yang terjadi seputar pendidikan Masisir secara umum. Sampai menjurus pada permasalahan seputar kedatangan Camaba mendatang. Hingga diangkatlah sebuah wacana pengadaan Markaz Lughah Syaikh Zayed cabang Indonesia -yang akan di tempatkan di Ibukota Jakarta- sebagai topik utama dalam rapat ini.

Wacana ini bukan merupakan hal baru. Melainkan pernah dibahas dua tahun belakangan. Kemunculanya saat ini, lahir atas permintaan Kementrian Agama Indonesia kepada Grand Syaikh al-Azhar, untuk memikirkan solusi dari masalah keterlambatan berangkat para Camaba. Hingga akhirnya, muncul ide untuk diadakan cabang Markaz Lughah di Indonesia. setelah kedatangan Dr. TGH. Muhammad Zainul Majdi, Lc., M.A. Selaku ketua OIAA, beberapa waktu lalu. Hingga terwujud kesepakatan secara tertulis untuk pendirian cabang Markaz Lughah tersebut.

Setelah dibuka cabang Markaz Lughah di Indonesia, rencananya tes seleksi Tahdid Al-Mustawa juga akan diadakan di jakarta. Dengan metode penyeleksian, setelah diumumkan hasil dari tes pertama, para peserta dibagi menjadi dua kelompok. Peserta yang mendapat nilai tinggi, akan langsung diberangkatkan ke Mesir. Dan yang mendapat nilai rendah, akan mendapat bimbingan di Markaz Lughah  Jakarta. Namun, pembagian dua kelompok pemberangkatan Camaba tersebut masih berupa bahan diskusi menurut bapak Muhammad Arifin, Lc, MA selaku perwakilan OIAA.

Selain rencana pendirian cabang Markaz Lughah, untuk membantu keefektifan program pembelajaran. Juga direncanakan pengadaan program asrama Bahasa Arab sebagai penunjang lingkungan yang kondusif dalam proses belajar mengajar ini. Dari wacana tersebut rupanya, membuka peluang kerja bagi lulusan Universitas al-Azhar. Sebab, tenaga pengajar yang dibutuhkan akan diambil dari dua kelompok. Pertama, dari pihak Markaz Lughah. Kedua, dari mahasiswa Indonesia yang telah menempuh pendidikan S1 di Mesir dan fasih berbahasa Arab serta berkompeten dalam mengajar. Hingga bentuk realisasinya dalam waktu dekat PPMI berencana akan membuka pendaftaran untuk tenaga pengajar tersebut.

Dalam pertemuan tersebut juga menyinggung soal pemerataan kuota mahasiswa. Khususnya daerah minoritas Islam seperti Papua, Maluku, dan daerah-daerah lainnya. Sebab beberapa tahun terakhir, seakan terjadi ketidakmerataan penerimaan mahasiswa. Hingga diusulkan agar OIAA tidak lagi menunggu untuk memperoleh calon mahasiswa. Tapi justru lebih aktif mencari di daerah-daerah tersebut. Bahkan bila perlu mengundang mereka secara khusus. Sekaligus memberi peluang beasiswa bagi mereka. Sebab, Indonesia saat ini kekuragan ulama moderat. Terkhusus di daerah Timur. Inisiatif ini diharapkan mampu membantu misi dakwah pada daerah pedalaman yang belum tersentuh. (Dwi)




Tidak ada komentar:

Posting Komentar