Dengan mengusung tema "al-Mahrajan al-Tsaqafi al-Duwali
al-Awwal li sufara’ al-Azhar" festival budaya ini dibuka secara resmi
oleh wakil Grand Syeikh al-Azhar yaitu Prof. Dr. Abbas Syauman.
Kemeriahan acara mampu menyulap gedung pertemuan menjadi riuh
dengan dihadiri oleh para pengunjung termasuk beberapa Syeikh al-Azhar.
Sebagai salah satu program pamungkas dari Lembaga Parlemen
Wafidin, acara ini telah memberikan wadah kepada pelajar dari 23 negara yang
ikut meramaikan festival tahun ini, untuk memperkenalkan adat dan kebudayaan
negara masing-masing.
Termasuk pelajar Indonesia turut andil pada festival kebudayaan
bertaraf Internasional tersebut menampilkan Panting yang berasal dari daerah
Kalimantan.
Selain itu, di tempat bazar, perwakilan Indonesia menjajakkan
berbagai pakaian adat, alat musik, dan makanan khas, seperti sate, risoles,
serta piscok (pisang coklat).
Akbar Yuzar yang merupakan Putra Sulawesi tampil mengenakan
pakaian adat Bugis dan mendapat kesempatan istimewa menjadi Master of
Ceremony. Dia mengaku menemukan pengalaman luar biasa dikarenakan suksesnya
festival kebudayaan tersebut. Dan di kancah seperti inilah kebudayaan yang ada
Indonesia dapat semakin dikenal dunia.
Reporter: Fikri Haikal Arif
Editor: M.Arizal A.
