Breaking News
Loading...

Rabu, 24 Februari 2016

VIDEO : Bedah Tesis - Tasawwuf dan Pengaruhnya di Asia Tenggara


Bedah Tesis yang bertajuk “Pengaruh Tasawwuf Syekh Abdussamad Palembang di Asia Tenggara” sukses terselenggara atas kerjasama EL MONTADA, KKS Mesir, dan IADI Mesir, pada Senin (15/2) lalu. Bedah Tesis berlangsung khidmat dengan pemaparan dari pemateri, yaitu Andi Muhammad Ridwan Tahir, MA dan DR. Muhammad Yunus Masrukhin, yang dimoderatori oleh Faiz Husain, Lc. Dipl.

Di bawah ini video berisi lima part yang menayangkan langsung suasana Bedah Tesis, dimana sangat memberikan kesadaran kepada kita akan pemahaman tasawwuf yang sesungguhnya, melalui pemaparan yang bersifat ilmiah. 


Pada awal acara, Mahkamah Mahdi, MA salah seorang presidium EL MONTADA menyampaikan klarifikasi terkait diadakannya Bedah Tesis tersebut, “kita mengharap presentasi pembicara nanti dapat memberikan ma’lumat yang akurat, jelas dan terarah dari isi tesisnya, sebab pada saat munaqasyah terdapat ‘sedikit’ ketidaksesuaian dari munaqisy, yang mana spesifikasi keilmuaannya lebih menjurus ke Filsafat, sedangkan tesis ini memuat sisi keilmuan Tasawwuf,” papar penasehat KKS itu ketika memberi sambutan.

Pada kesempatan itu pula, Punggawa KKS Mesir, Muhammad Irsyad Bambang menyatakan kebahagiaannya di hadapan partisipan yang sempat hadir. 

“Saya menyambut hangat acara ini, dan merasa lega akhirnya dapat terlaksana sesuai jadwal meski persiapannya hanya dua hari. Tapi itu tidak menjadi kendala untuk menyukseskan Bedah Tesis Kakanda Andi Ridwan. Dan semoga Bedah Tesis ini dapat memotivasi adik-adik mahasiswa yang masih menempuh s.1, agar lebih giat belajar dan bisa meraih kesuksesan seperti yang telah dicapai oleh senior-senior KKS.”

Mengawali pembicaraannya, Andi Ridwan, sapaan akrab pria kelahiran Polewali-Mamasa 1982 silam itu berterima kasih kepada pihak pelaksana Bedah Tesis yang telah bersedia untuk membedah tesisnya, “saya sangat berterima kasih kepada pihak EL MONTADA, KKS, dan IADI atas antusiasmenya dalam mengadakan bedah terhadap risalah saya ini.”

“Syekh Abdussamad Palembang adalah ulama sufi kenamaan Nusantara (Asia Tenggara sekarang). Kemasyhurannya pun tidak terlepas dari tiga negara besar Asia Tenggara yang menjadi bagian perjalanan hidupnya, yaitu Sumatera di Indonesia, Malaysia, dan Patani di bagian Selatan Thailand,” jelasnya melanjutkan materi Bedah Tesis.

Lebih jauh Pemred Terobosan 2002-2003 itu mengutarakan inti tesis yang ia rampungkan tahun lalu, dan memperoleh nilai mumtaz (cumlaude) saat sidang tesis pada Sabtu (12/12) 2015. “Pokok dari tesis saya ini adalah pandangan sufistik Syekh Abdussamad Palembang, dan keterkaitannya dengan jalan pemikiran sufi Imam Al Ghazali dan Syekh Ibnu Arabi.”  

Pandangan Tasawwuf Syekh Abdussamad pernah besar di Nusantara, karena menengahi persinggungan di antara paham Tasawwuf Sunni dan Tasawwuf Falsafi yang tersebar dimasyarakat luas, khususnya di Nusantara kala itu. “Konsep Tasawwuf Syekh Abdussamad memadukan paham sufisme Al Ghazali dan Ibnu Arabi. Dan salah satu tujuannya ialah untuk meluruskan sebagian pandangan penganut wihdatul wujud yang telah melenceng dan salah memahami ajaran yang sebenarnya sepeninggal mursyid-mursyidnya, utamanya di Tanah Melayu.”

Menanggapi tesis yang memuat perjalanan dan pemikiran tasawwuf Syekh Abdussamad yang berskisar 800 halaman itu, Yunus Masrukhin memberikan apresiasi kepada pembicara, “menurut saya, tesis ini merupakan tesis yang sangat penting, bukan saja bagi kita tapi juga bagi pengetahuan Islam secara umum, terutama pengambilan pandangan sufistik ke bidang akademik. Karena selama ini, ajaran Syekh Abdussamad al Palembani dipahami bukan sebagai sebuah pengetahuan akademik, atau pengetahuan yang bersifat ilmiah akan tetapi dipahamai sebagai praktek keagamaan atau praktek kesalehan.”

“Oleh karena itu, saya mengharapkan buku (tesis) ini menjadi bacaan wajib bagi teman-teman akademisi di Indonesia, kepada teman-teman Nusantara, dan hal itu merupakan suatu yang harus diusahakan. Makanya saya membujuk beliau (pembicara) untuk memasukkan bukunya di dalam penerbit, agar bisa dicetak sehingga mudah dibaca oleh khalayak umum,” tegas Doktor kelahiran Pati 1980 silam itu.

Usai pemaparan dari pembicara dan pembedah, acara beralih ke sesi tanya jawab. Dan berlanjut pada acara door prize yang menyuguhkan hadiah menarik dari pihak pelaksana. Kemudian diakhiri bincang-bincang santai sambil menyantap hidangan makan malam dengan nuansa penuh keakraban dan kekeluargaan.