Breaking News
Loading...

Senin, 17 Agustus 2015

Wanita Cantik Dalam Konteks Islam dan Barat



Berbicara tentang kecantikan menurut kapitalistik Barat adalah sebuah industri. Peradaban Barat tidak sungkan-sungkan membelanjakan milyaran dolar untuk mengejar kecantikan yang ujung-ujungnya hanya kepalsuan dan kemunafikan.

Perempuan-perempuan Barat selalu membanggakan  konsep yang mereka yakini, bahwa upaya mempercantik diri merupakan suatu pilihan. Artinya, seorang wanita bebas menentukan citra dan penampilan mereka sesuai dengan keyakinannya sendiri, kondisi semacam ini semakin jelas bahwa wanita-wanita Barat semakin terobsesi dan termakan isu mengenai penampilan fisik mereka.

Adanya tekanan-tekanan untuk memenuhi harapan-harapan tersebut mengakibatkan munculnya kegelisahan dan ketakutan.

Kalau kita cermati jauh, masalah yang timbul akibat perhatian wanita Barat yang berlebihan pada aspek kecantikan dan penampilan pada saat mereka menilai dirinya sendiri, maka kita akan melihat bahwa meskipun banyak yang menilai diri mereka dari segi kapasitas kecerdasan dan kemampuannya, namun sesungguhnya diantara mereka ada yang merasa tidak lengkap bila tidak mengukurnya dari sisi kecantikan dan penampilan menurut standar yang ada di Masyarakat Barat. 

Berbeda dengan ajaran yang kita anut hal tersebut telah diatur Al-Qur’an surah al-Ahzab ayat 33: 

Dan janganlah kamu berhias seperti orang-orang  jahiliyah yang dahulu”. Dalam sunnah Rasul-Nya pun di jelaskan: Dunia dan segala isinya adalah perhiasan, dan sebaik-baik perhiasan adalah wanita shalehah

Dari konteks tersebut dapat kita pahami bahwa upaya mempercantik diri hanyalah MITOS, karena kecantikan yang hakiki seorang wanita tidaklah dilihat dari kecantikan Dzahiriyahnya saja, tapi dari kecantikan hati dan tutur kata yang lemah lebut. 

Orang Barat menentukan standar “Wanita Cantik” menurut mereka adalah perempuan yang tinggi, ramping, berkulit putih, berambut pirang, dan sensual. Berbeda dengan penilaian ajaran  agama kita (baca: Islam) yang tidak pernah menentukan standar kriteria “Wanita Cantik” dan juga tidak menentukan bagaimana penampilan seorang wanita agar nampak kecantikannya. 

Namun  demikian, Islam membahas konsep tentang  bagaimana seorang Muslimah harus berpenampilan pada berbagai kesempatan, dan kepada siapa saja ia dapat sepenuhnya menujukkan kecantikan tersebut.

Dalam satu hadist yang di riwayatkan ‘Aisyah ra, Rasulullah saw berkata kepada Asma’ binti Abu Bakar ketika memasuki rumah Rasulullah dengan memakai busana yang tipis: 

"Wahai Asma’, sesungguhnya perempuan itu jika telah baligh tidak pantas untuk ditampakkan dari tubuhnya kecuali ini dan ini- sambil menunjuk telapak tangan dan wajahnya

Kaum Muslimah, harus menyadari sepenuhnya bahwa citra kecantikan yang selama ini diagung-agungkan oleh Barat hanyalah MITOS, yang dimanfaatkan untuk mengalihkan pemikiran dari pernyataan-pernyataan yang sangat penting dalam hidup ini, seperti apakah tujuan hidup yang hakiki atau bagaimanakah mengatur kehidupan umat manusia dengan cara yang benar. 

Muslimah yang berfikir memahami secara pasti bahwa tujuan hidupnya adalah mencari keridhaan Sang Pencipta, dan menyadari apa yang di hadapinya kelak di akhirat syurga atau neraka jahannam, mereka bukan orang-orang yang terbuai dengan mitos kecantikan dan terperosok dalam belenggu jati diri yang dangkal. 

Sebagai Muslimah sejati marilah kita menangkal Mitos-mitos Barat mengenai perspektif kecantikan mereka karena kita yakin Wanita Muslimah adalah wanita yang berfikir. Tapi mungkin menjadi renungan kita bersama kalau kita sendiri dari kalangan Azhariyat yang justru terpesona oleh perspektif kecantikan tadi.


Sumber; Wawasan