Breaking News
Loading...

Selasa, 18 Agustus 2015

Insya Allah, Aku Segera Menyelesaikan Kuliahku Dan Akan Menemui Orang Tuamu.



Rasa letih yang masih ku rasakan membuatku malas bangun dari spring bed, setelah kemarin harus cepat menyelesaikan tugas dari atasan yang harus kulaporkan setelah makan siang. Aku menatap gelisah setelah embun di daun mangga depan rumah,setelah semalam bumi di guyurkan air hujan,hawa dingin menyergap persendian .Saat kubuka jendela,tak ayal lagi timbul keinginan untuk kembali ke belaian hangatnya selimut tebal santamora yang kubawa dari Kairo dan ingin kembali mengukir cerita.Sejenak aku merenung menekuni arti hidupku…!!! Terbersit dalam hatiku ingin bekerja sambil kuliah tapi kenyataannya?Sejak kepergian ayahku dari dunia ini,terpaksa aku harus cabut auroq dari Universitas al-Azhar.Padahal kalau lancar,kurang satu tahun lagi aku akan menggondol titel”Lc”.Tapi aku terpaksa harus meninggalkan negeri seribu menara ini.Dan aku hanya bisa menggondol gelar”Lc” alias lulusan Cairo or lulusan chating-istilah beken yang sering di pakai oleh mahasiswa yang pulang ke Tanah Air sebelum menyelesaikan studinya.

Tanpa sadar kutolehkan wajahku ke picture manis di atas meja kerjaku.Kenangku melambung kembali mencoba membuka file-file masa lalu kutata rapi dalam memori otakku.Teringat janji - janji manis seorang Ikhwan yang kini masih menyelesaikan studinya di al-Azhar.

“Kamu tahu Uzlifah,mengapa aku sangat menyayangi kamu….?”Tanya Rafiq dua tahun yang lalu,saat kami berpisah di pinggir sungai Nil.

“Pasti karena aku manis….!

Tebakku penuh canda

“Delapan puluh persen benar!”

“Lho kok gitu sich…?”Aku menghentikan langkah,memandang lekat, namun rafiq hanya menunduk menatap ujung sepatunya.Aneh,sejak Rafiq jadi aktifis di organisasi kajian, perubahan dzahir dan batinnya semakin mencolok. Setiap Rafiq meluncurkan nasehat pasti dibumbui Hadist yang aku sudah tahu…..!!! Tapi yang nggak pernah aku jalanin.

“Di hadapan Allah kedudukan manusia sama,nggak ada perbedaan,nggak pandang jelek, ataupun cantik. Begitu juga rasa kasih sayang yang telah dianugerahkan pada hamba-Nya nggak bisa di pungkiri.Tapi kita harus bisa menjaganya agar tidak melampaui batas. Aku ingin dan mencoba menyayangimu karena Allah, bukan karena kamu cantik, manis, pintar atau yang lainnya.”Papar Rafiq penuh kedewasaan.Aku tercengang dan detak jantungku berpacu.

“Ifah…!!!Besok kamu akan balik ke Indonesia. Aku hanya berpesan jangan sampai kamu nggak ngamalin ilmu yang pernah kamu petik disini. Insya Allah, aku segera menyelesaikan kuliahku dan akan menemui orang tuamu.”

“Aku tersenyum mengingat kejadian di sungai Nil itu. Rafiq memang orang yang egois,tapi dia juga sangat perhatian (care) dengan hal-hal kecil dan dia punya selera humor yang tinggi sehingga membuatku tertarik dan mampu bertahan dalam penantianku.Tapi sekarang….???

Jam telah menunjukkan pukul 06.40 WIB.Aku langsung berganti pakaian dan harus memanfaatkan waktu secara efisien. Karena banyak antrian job yang telah menanti. Apalagi aku harus memikirkan keempat adikku yang butuh biaya dan mamaku yang sering sakit-sakitan.

Usai mengenakan gamis dan kerudung yang sepadan serta sepatu berhak fiatform, aku beranjak menuju ke ruang makan. Bandeng pedas,tahu goreng ditambah sup seafood membuatku tak mampu menatap lama-lama hidangan di meja makan. Bibi memang tahu seleraku.

Hanya dalam waktu singkat, aku menyantap makananku dan tak ketinggalan kuteguk segelas air putih pendorong makananku keperut,Alhamdulillah legaaaaaa….!!! Aku langsung berangkat dan bersiap pergi ke kantor.

“Mau pergi ke kantor Ifah !!!”

Sapa mama yang tiba-tiba disampingku.”Em…!Ehm…!Ya ma…entar jam 14.30 WIB ada rapat dengan relasi dari Jepang,”jawabku.

“Ifah….! Mama ingin ngomong.”Tanya mama.Aku mengangguk dan paham akan arah pembicaraannya pasti cowok yang sok alim itu,sebel…!!!

“Ifah…!Umurmu sudah banyak,apa nggak malu dengerin kasak kusuk tetangga yang bilang perawan tua atau nggak laku kawin…??Apa yang kamu ragukan, semua kriteria yang kamu minta sudah ada pada diri Arman….?Tanya mama lebih lanjut.

“Apa mama harus telepon Arman agar kesini supaya kalian berdua bisa saling kenal…?”Sayapun diam tak bergeming. Mama semakin kesal karena akupun tak bisa mengatakan apa yang ada di otakku.

Aku bingung seperti hari-hari kemarin saat mama menanyakan hal-hal yang sama. Di satu sisi hatiku menentang perjodohan ini karena aku ada calon sendiri walau harus sabar menanti kepulangannya. Namun di sisi lain, aku tidak ingin mengecewakan mama, lalu apa yang harus aku lakukan kali ini…? Kemarin aku janji akan memberi keputusan secepatnya.Aku masih terdiam sambil menggigit bibir bawahku keras-keras.

“Ma…!”seketika kerongkonganku tercekat.

“Sebenarnya….!Sebenarnya…..! Sebenarnya…..1

“Ayo cepat katakan nak…! Apa lagi yang kamu inginkan?”  Potong mama

“Sebenarnya Uzlifah sudah punya calon sendiri,”kataku dengan terbatah-batah.”Oh…!ya… siapa nak….?Gi mana orangnya,apa dia dari keluarga baik-baik, apa dia pernah kesini….???kok nggak pernah kenalin sama mama. Beribu satu pertanyaan terus mengalir dari mulut mamaku.

“Rafiq….! Mama…dia teman kuliah Ifah di Kairo, dari keluarga baik-baik dan sekarang masih menyelesaikan studinya di al-Azhar,karena dua kali rosib di tingkat terakhir. Tapi dia janji bakalan najah dan akan pulang tahun ini,”jelasku dengan penuh ketakutan.

“Kamu yakin,dia bakal lulus tahun ini…?”Tanya mama mendadak yang membuat hatiku berdegup kencang. Aku menggeleng lemah”.

“Ifah…!!!Kamu mikir yang rasional saja….!Bukankah kamu pernah ngomong nggak mudah nyelesaiin kuliah di al-Azhar, apalagi katamu ujian di tingkat terakhir paling susah.”

“Apalagi gunanya mengorbankan dirimu, sedang yang kamu nanti-nanti nggak sungguh-sungguh studinya. Masak nggak naik sampai dua kali di tingkat yang sama??” kata mama yang menusuk hatiku terasa sakit dan perih. Mama yang kuharapkan bisa ngerti perasaanku, tapi sekarang…..??Tak terasa dalam sekejap air mata mengalir di pipiku, namun dengan cepat kuusap dengan tissue paseo. Mengapa Ifah…?Mengapa aku menangis…?Apa aku menyesal dengan penantianku…?Pertanyaan itu terus menjelma di dalam otakku.

“Tidaaaaaaaak..!”Segera kuhalau pertanyaan itu.

“Ma….Ifah berangkat dulu dech siang entar ada rapat dan harus siap-siap. Assalamu’alaikum…!!!Kataku sambil menyambar tas kecilku.

“Tapi Iifah ….mama butuh jawaban sekarang!”Teriak mama namun tak aku pedulikan.

Aku bingung, dan apa yang harus aku lakukan. Aku stater Corolla yang nongkrong di garasi rumahku dan kulajukan dengan kecepatan tinggi.Sengaja kuambil jalan memutar agar aku bisa menghirup udara segar dari hutan cemara. Kucoba nikmati indahnya kekuasaan Yang Maha Esa.Namun tiba-tiba pohon cemara yang cukup besar ambruk tepat di hadapanku tanpa sempat aku mengerem mobilku.

“Astagfirullah hal azdim….!!!”

Rasa panik menyelimutiku.”Ya Allah ada apa ini?”Tanyaku. Kucoba telusuri tubuhku.Ternyata tak satupun luka yang kutemukan, tapi hanya terdapat goresan yang tak berarti dan mobilku sedikit penyok di bagian depannya.Pikiranku langsung tertuju pada mama.

“Maafkan aku Ma…!!Ifah sudah menyakiti hati mama

isakku pilu.

“Mama….!Ifah nggak akan nyakitin hati mama lagi.”Kuhentikan tangis dan kucoba stater mobilku lagi.Aku lajukan Corollaku dengan kecepatan sedang sambil melamun dan berfikir secara rasional.

Alhamdulillah aku masih diberi kesempatan hidup memperbaharui imanku yang mulai terkikis oleh egoku.aku lupa akan kebenaran-Mu, Engkau bisa berbuat apa saja dengan segala kehendak-Mu.

“Ampuni hamba-Mu ya Allah,”

Ratapku penuh harap.

Sungguh…!!!Baru kali ini aku merasa

kecil di hadapanmu.

“Maafkan Ifah Ma…!

Ridho Allah tergantung pada ridhomu. Ifah sudah menyakitin hati mama dan berkata tidak sopan.”sesalku.

“Ifah janji nggak akan nyakitin mama lagi”

janjiku dalam hati.

Kucoba beranikan hatiku. Aku sadar akan kesombongan hatiku yang keras dengan pendirianku dan selalu menganggap hanya Rafiq yang bisa membahagiakanku serta nggak ada yang bisa menyamainya di dunia ini.Tapi bila datang yang lebih baik dan bila memang dia jodohku mengapa aku tak mencobanya..??

Aku tersenyum sendiri,membayangkan mamaku yang bisa bahagia lagi dan memberikan senyum bahagia di bibir mungilnya.Aku akan menuruti keinginannya.

Satu bulan kemudian saya dan Arman pun walimah,halaman rumah sangat ramai. Para undangan dan keluarga besar dari keluarga saya dan keluarga Arman pun ikut meramaikan acara tersebut.

Di tengah-tengah keramaian itu ,ternyata Allah mentaqdirkan lain,sepulang akad pernikahan kami,mobil sedan yang kami tumpangi di hantam sebuah truk yang tidak bertanggung jawab. Kejadian ini menjemput ajal Arman.Saya sangat terpukul. Mata hatiku pun terselubung bermacam rasa. Akupun ikut terhempas merasakan dukanya.Ya Allah ternyata Taqdir memang bukan urusan hamba-Mu….

Telah jauh kutempuh perjalanan ini. Desau rindu masih tetap terasa dan selalu tersimpan. Hari demi hari,minggu demi minggu,bulan demi bulanpun tak terasa,Rafiq telah menyelesaikan kuliahnya kemudian pulang ke Indonesia karena telah menyelesaikan Studinya dan mendatapat gelar”Lc”dengan Predikat Mumtaz.Ketika sampai di tanah air,Rafiq pun telah berusaha mencari alamat rumah saya kemudian datang ke rumah untuk melamarku. Mama sangat bahagia dengan kedatangan Rafiq tersebut. Akhirnya penantian menjemput impian menjadi sebuah kenyataan,walau waktu sudah banyak bercerita…..Secerah sinar mentari di langit yang maha sempurna, rihai tawamu dan tawaku bersama anak-anak kita akan selalu menghias rumah ini,menjadikan rumah kita sebagai mahligai yang indah. Kusemai duka, kuterjang asa yang menyala karena kenangan,hanyutlah dan menghilanglah bersama embun

Pagi……………..

Terima kasih ya Allah,terima kasih suami Sholehku…kau telah banyak mengajariku arti sebuah kata menjadi lebih bermakna. Rabb….Engkau telah mengabulkan do’aku, Engkau telah memberikanku seorang raja yang saya idam-idamkan selama ini.Dia sangat setia dan berani menunjukkan pada saya kalau selama ini dia benar-benar mencintai dan menyayangi saya. Akan kubisikkan senandung rindu ini untukmu.Aku akan selalu berada di sampingmu bersama cinta yang tulus ikhlas karena-Nya.

Aku akan selalu menjadi permata hati dan permaisuri bagimu sampai di Syurga Firdaus-Nya kelak.Rabb…,jadikanlah keluarga kami keluarga yang sakinah mawaddah wa rahmah.

Amin Ya Rabbal ‘Aalamiin…

Moga dapat mengambil hikmah yang tersirat dalam cerpen ini.


Sumber: Wawasan
Oleh; Dhewi Sartika Usman